Kamis, 10 Maret 2011

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedman 1998).
Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.(Sayekti 1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Effendy, 1998)
2. Bentuk / Type Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone)
Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual cobabiting family)
f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).
g. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002)
3. Peranan &. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses penyembuhan.


b. Struktur peran keluarga
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.
c. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.
d. Nilai atau norma keluarga
Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.(Suprajitno, 2004: 7)
4. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)
a. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
5. Tugas keluarga di bidang Kesehatan
Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :


a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan TBC.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.


PRIMI GRAVIDA

2.1. Konsep dasar asuhan kebidanan primigravida dengan kehamilan fisiologis.
2.1.1. Pengertian kehamilan
Kehamilan ialah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai konswepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba.Ida bagus gede, 1998;4)
2.1.1.1. Penyebab Kehamilan
Kehamilan dapat terjadi karena pertemuan ovum dan sperma. Pada coitus air mani terpancar kedalam ujung dari vagina sebanyak 3CC. Dalam air mani terdapat spermatozoa atau sel-sel mani sebanyak100-200 juta tiap cc.
Sel mani bentuknya seperti kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk. Inti sel terdapat dikepala sedang ekor gunanya untuk bergerak maju. Karena pergerakkan ini maka dalam sartu jam spermatozoa melalui canalis servikalis dan cavum uteri kemudian kemudian berada dalam tuba. Disini sel mani menunggu kedatangan sel telur, jika pada saat ini terjadi ovulasi maka mungkin terjadi fertilisasi, jadi kehamilan dapat dihasilkan bila coitus dilaksanakan pada saat ovulasi. (Obtetrie fisiologi Padjajaran. 1983; 99)
2.1.1.2. Tanda-tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan meliputi tanda-tanda presumtif, tanda mungkin hamil, dan tanda hamil pasti.
Tanda-tanda persumtif yaitu : Amenorrhoe, mual dan muntah, mengidam (ingin makan khusus), tidak tahan suatu bau-bauan, pingsan bila berada ditempat ramai, sesak dan padat, anorexia, lelah, payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri serta kelenjar montgomeri terlihat lebih besar dan padat. Asanya konstipasi, pigmentasi kuliut, epulis (hypertropi dari pupil gusi) dan pemekaran vena-vena.
Sedangkan tanda-tanda kemungkinan hamil yaitu : perut membesar, uterus membesar adanya tanda hegar, tanda chadwick, tanda piskasek, adanya kontraksi kecil uterus bila dirangsang (braxton hicks), teraba ballotement, dan reaksi kehamilan positif.
San tanda hamil pasti yaitu : adanya gerakan janin, denyut janin dapat didengar dengan stetoskop, dopler, fero elektrocardiogram serta terlihat di USG, foto rontgen.
2.1.2. Pengertian primigravida
Primigravida ialah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya. (Mochtar, Rustam, 1990;100)
2.1.2.1. Tanda-tanda kehamilan primigravida meliputi :
Perut tegang, pusar menonjol, rahim tegang, payudara tegang, labia mayora tampak bersatu, hypen seperti pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh, servicks licin bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari, perineum utuh dan baik. Pada servix terdapat pembukaan yang didahului dengan pendataran dan setelah itu baru pembukaan (pembukaan rata-rata1 Cm dalam 2 jam). Pada bagian terbawah janin turun pada 4-6 minggu akhir kehamilan, dan pada persalinan hampir selalu dengan episiotomi (Mochtar, Rustam, 1998; 46).
2.1.3. Perubahan-perubahan pada ibu hamil.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu hamil.
2.1.3.1. Perubahan fisiologis
Di bawah ini terdapat perubahan sistem reproduksi dalam bentuk tabel.

Tabel2.1.3.1.
Perubahan fisiologis

Perubahan pada... Penyebab
1.Endometrium
Proliferasi endometrium sebagai persiapan terjadinya inplantasi ovum.
Glukogen dihimpun dalam lapisan endometrium untuk mensuplai makanan pada blastokis bila terjadi konsepsi Pengaruh hormon estedrogen progesteron mempertahankan implantasi di endometrium.
2. Ovarium bertanggung jawab terhadap pembentukan corpus luteum Implatansi blatokist dan perkembangan plasenta dijamin oleh sekresi progesteron. NCG mulai usia kehamilan 8 hari, yang berfungsi menyediakan nutrisi dan hormon untuk mempertahankan corpus luteum 7-10 minggu sampai placenta dapat berfungsi
3. Tuba falopii merupakan tempat mertemunya ovum dab sperma dan merupakan saluran telur kedalam uterus Dengan rangsangan hormon esterogen dan progesteron cairan dalam memberi isyarat tentang kondisi, peristiwa dan kapasitas sperma dan pembelahan-pembelahan dalam gamet mengadakan persiapan yang memadai pada endometrium untuk iumplantasi telur..
4. Cervix uteri
Terdapat peningkatan dari vascularisasi, edema lembut dan pembesaran dari glandula/kelenjarcervical Esterogen bertanggung jawab terhadap perubahan cervix sehingga timbul tanda chadwick. Sumbatan disaluran cervix dapat berfungsi untuk janin, dari inovasi mekanik atau bakteri pada awal persalinan sumbatan ini twerpisah dan kencang. Pembuluh darahnya terp[otong dan cairan kental dikeluarkan sebagai blood slym.
5. Payudara
terdapat peningkatan dari ukuran nodulus dan sensitifitas. Sistem saluran payudara telah tumbuh sejak usia kehamilan 3 bulan Si bawah rangsangan esterogen dan progesteron payudara membesar ukurannya, puting susu juga membesar, warnanya lebih gelap, menonjol, kelenjar montgomerinya membesar. Produksi kolostrum berlangsung pada akhir kehamilan dan buah dada terus membesar.
6. Vagina
Vascularisasi meningkat pada vagina sehingga vagina menjadi lebih padat Dibawah pengaruh esterogen terdapat proliferasi dari sel-sel vagina yang menyebabkan dinding saluran vagina menjadi lebih tebalberlipat-lipat dan membesar dalam mempersiapkan lewatnya kepala bayi.
7. Pertumbuhan uterus
Berat uterus meningkat dari 30-50 gram menjadi 900-1000 gram pada kehamilan aterm. Pengaruh esterogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan dan berfungsinya uterus. Progesteron mempersiapkan tempat implantasi dan menghalangi kontraktifitas miometrium.
Volume uterus meningkat dari 10 ml menjadi 2-10 liter pada kehamilan aterm Uterus akan dapat teraba
3 bulan pada sekitar simpisis
6 bulan setinggi pusat
4 bulan 3 jari dibawah pusat
Posisi uterus
Memasuki rongga panggul pada minggu ke 12 dan mengadakan dextro rotasi kearah kanansesuai pembesarannya Perkembangan janin dapat dipantau , menyebabkan tekanan pada ureter kanan. Berat uterus pada trimester III dapat menekan vena kava dan aorta dapat menyebabkan tanda-tanda hipertensi pada posisi terlentang
Uterusbertahan dalam posisi longituginal terhadap garis aksis panggul Pertumbuhan janin teraba. Kehilangan pusat gaya berat sesuai dengan pemberatan uterus.
Sokongan bagian depan oleh dinding abdomen Penyempitan lumen rectum dapat terjadi
Uterus tidak begitu semsitif untuk kontraksi sehingga sampai pertengahan kehamilan, ketika uterus menjadi lebih sensitif akibat rangsangan oksitosin Kontraksi pada awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran. Kelahiran pre term merupakan resiko pada kehamilan trimester III
Pada akhir trimester II sampai trimester III, uterus lebih sensitif untuk kontraksi Merupakan permulaan kelahiran pada kehamilan aterm. Menyebabkan kematangan, dilatasi,perdarahan cervix pada kehamilan aterm.
Kontraksi Broxton hicks merupakan kontraksi yang tidak beraturan, datang sewaktu-waktu, tidak mempunyai irama tertentu, kontraksi ini dapat timbul selama kehamilaan. Esterogen menyebabkan peregangan myometrium. Wanita hamil merasakan kontraksi terasa tegangandan tekanan pada uterus. Kontraksi ini dapat diraba pada pemeriksaan . Pada trimester III kehamilan dalam masa persalinan.(Maternity Nursing W.B. Sauders, 1981)
Sumber : Primer data pustaka


2.1.3.2. Penyesuaian dan proses psikologis
Penyesuaian dan proses psikologis sibagi dalam trimester I, II, dan III seperti tercantum dalam tabel di bawah ini


Tabel 2.1.3.2
Penyesuaian dan proses psikologis

Klasihikasi Periode Perusahan psikologis
Trimester I Periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia hamil Meningkatnya kebutuhan mencintai dan dicintai tanpa seks libido karena dipengaruhi oleh kelelahan, mual dan payudara yang membesar.
Adanya kekhawatiran dan kecemasan.
Trimester II Periode kesehatan Ibu merasa sehat
Bebas dari ketidaknyamanan
Merupakan fase bathiniah, kehamilan untuk membangkitkan identitas keibuannya.
Sebagai wanita merasa lebih erotik.
Trimester III Periode penggunaan yang waspada Terdapat rasa gelisah
Adanya rasa ketakutan
Ketidak nyamanan fisik
Memerlukan dukungan
Seksualitas menurun karena perut membesar sehingga menciptakan rasa bersalah pada ibu.
Berbagi perasaan diantara pasangan sangat penting untuk periode ini. (Varney.H.1997)
Sumber primer : data pustaka


2.2. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
Dalam memberikan Asuhan kebidanan dilakukan melalui langkah-langkah pengkajian, menentukan diagnosa, merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan serta melakukan evaluasi hasil kegiatan.
2.2.1. Pengkajian
Pemeriksaan pada iobu selama kehamilan penting sekali. Hasil pemeriksaan yang lengkap akan memberikan gambaran yang menyeluruh untuk menilai kesejahteraan ibu, mengidentifikasikan perubahan-perubahan normal serta mendeteksi keadaan-keadaan yang mengandung resiko kehamilan dan massa persaklinan. Pengkajian dilakukan terhadap keseluruhan aspek yang meliputi aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual ibu seperti tercantum dalam tabel dibawah ini.
1.2.1.1. Pengkajian data subyektif

Tabel 2.2.1.1.
Pengkajian Data Subyektif
Pengkajian
Tentang Hal-hal yang dikaji Tujuan
1. Identitas/Bio data Nama DX/suami, umur, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, penghasilan Untuk mengetahui atau mengenal penderita dan menentukan status sdosial ekonominya yang harus diketahui misal : untuk menentukan Anjuran apa yang diberikan selain itu umur penting untuk prognosa kelahiran.
2. Keluhan utama Apa yang px rasakan/penderita rasakan saat ini Agar diketahui apakah penderita datng untuk pemeriksaan kehamilan atau kalau ada keluhan-keluhan lain yang penting
3. Riwayat kehamilan ini Usia hamil, HDHT, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor, mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu Anamnesa haid serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.
4. Riwayat obstetri yang lalu Jumlah kehamilan, jumlah persalinan, jumlah persalinan cukup bulan, jumlah persalinan prematur, jumlah anak hidup, jumlah keguguran. Perdarahan pada kehamilan, persalinan, nifas terdahulu, berat bayi < 2,5 kg attau berat bayi > 4 kg.
Adanya masalah-maslah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau adalah hasil ujian—ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan.
5. Riwayat penyakit Jantung, ttekanan darah tinggi, TBC, pernah operasi, alergi obat/makanan, ginjal, asma, epilepsi, penyakit hati, pernah kecelaakaan. Data ini penting diketahui untuk melihat adanya kemungkinan penyakit-penyakit yang menyertai dan dapat mempengaruhi kehamilan.
6. Riwayat kesehhatan keluarga - Anak kembar
- Penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan (TBC)
- Penyakit keluarga yang dapat diturunkan CDM Data ini untuk melihat kemungkinan terjadi terhadap ibu hamil dan mengupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
7. Riwayat KB - Metode KB apa yang dipakai dan lama pemakaian Data ini untuk menentukan rencana tindakan dalam mengambil keputusan bila diperlukan dan membantu dalam mengkaji keadaan psikologis ibu.
8. Riwayat sosial ekonomi - Status soosial ekonomi
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
- Jumlah kelluarga di rumah yang membantu
- Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga.
- Pendidikan, pekerjaan, penghasilan. Data ini untuk mengetahui adanya kebiasaan-kebiasaan sehari-hari ibu yang akan mempengaruhi kehamilan.
9. Pola kegiatan sehari-hari - Makan dan minum
- Pola eliminasi
- Keberhasilan diri
- Aktifitas sehari-hari
- Tidur dan istirahat
- Olahraga. Data ini untuk mengetahui adakah kebiasaan sehari-hari ibu yang akan mempengaruhi kehamilan.


1.2.1.2. Pengkajian data obyektif

Tabel 2.2.1.2.
Pengkajian data obyektif

Pengkajian Hal yang dikaji Rasionalisasi
Pemeriksaan umum - Kesadaran


- Tinggi badan
- Berat badan



- Tanda-tanda vital; suhu, nadi, tensi, respirasi Untuk menilai kesan pertama kepadda klien dan menentukan tindakan
Untuk memberikan gambaran menganai ukuran panggul
Untuk mengetahui status gizi ibu & dapat dipantau perkembangannya.
Untuk mengatahui adanya kelainan pada sistem tubuh.
Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi - Rambut : bersih/kotor apakah mudah dicabut.
- Muka adakah cloasma gravidarum
- Mulut dan gigi : kebersihan, stomatitis, caries leher : addakah pembesaran kelenjar limfe.
- Dada : bentuk payudara pigmentasi areola pappila mamae
- Perut apakah pembesaran perut sesuai umur kehamilan, adakah strie gravidarum atau bekass operasi
- Vulva : keadaan perineum.
- Ekstremitas : adakah vances, oedema, luka Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan
2. Palpasi - Leopold I


- Leopold II



- Leopold III



- Leopold IV Menentukan TFU dan tuanya kehamilan serta bagian apa yang di fundus
Menentukan letak punggung anak dengan presentasi membujur dan menentukan kepala anak pada letak lintang.
Menentukan apa yang terddapat dibagian bawah dan apakah bagian anak sudah masuk PGP atau belum.
Menentukan bagiaan bawah dan seberapa masuknya.
3. Auscultasi - Denyut jantung janin
4. Perkusi - Reflek patella Untuk mengetahui keadaan janin mengetahui reflek patela bila kemungkinan mengalami kekurangan Vit B1.
5. Ukuran panggul luar - Distantia spinarum
- Distantia cristorum
- Bordelogue
- Lingkar panggul Untuk mengetahui keadaan panggul yang akan berpengaruh pada proses persalinan.
6. Pemeriksaan laboratorium - Albumin
- Reduksi
- Hb
- HBSAg Untuk mengetahui faktor resiko ibu hamil, misal : pre eklamsi
Untuk mengetahui apakah ibu mengidap DM
Untuk mengetahui faktor resiko terhaddap anemia
Untuk mengetahui faktor resiko terhadap hepaatitis
Sumber : primer data pustaka

2.2.2. Pengkajian
Data Dasar Diagnosa / Masalah
S



O Ibu mengatakan hamil ...... bulan kehamilan ke berraapa, gerakan anak mulai dirasakan kapan HDHT, keluhan saat ini.
K/u ibu kesadaran ..........
BB........, TB......cm, , T......., S........., N......., R.........
Hasil inspeksi............
Hasil palpasi............
Hasil auscultasi.............
Hasil perkusi..............
Hasil pemeriksaan laboratorium G............., P.............mgg
T/H, intra/ekstra uterin, letak, k/u ibu.......

2.2.3. Pengkajian
Diagnosa : G........, D........., ..........mgg, T/H, inttra uterin panggul.........k/u ibu.............
Tujuan : kehamilan berjalan normal
Kriteria : - Keadaan ibu dan janin baik
- TFU sesuai umur kehamilan
Perencanaan Rassionalisasi
1. Lakukan komunikasi therapeutik dengan klien
2. Berikan penjelasan pada px tentang kondisi kehamilannya
3. Berikan KIE
- Tanda-tanda persalinan
- Persiapan persalinan
- Tanda-tanda bahaya
- Tempat melahirkan
- Penolong
4. Anjurkan klien kontrol 1 bulan lagi Dengan komunikasi therapeutik diharapkan tercipta hubungan/ kerja sama yang baik antara klien dan petugas
Pemberian informasi pada klien tentang kondisi kehamilannya akan menambah pengetahuan klien dan membuat klien tenang dan tidak cemas.
Dengan penjelasan ibu akan lebih menngerti dan tidak akan bingung dalam menghadapi masalah.
Konvoi yang teratur akan dapat mempermudah kita untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada secara dini.


2.2.4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan didalam pelaksanaan kemungkinan bidan melakukan tindakan secara langsung pada klien atau bekerjasama (kolaborasi ) dengan tenaga lain.
Kegiatan pelaksanaan perlu dikendalikan agar tetap menuju sasaran. Setiap tindakan yang dilakukan memberikan perubahan pada sasaran.
2.2.5. Evaluasi
Tahap ini menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan. Bila tindakan yang dilakukan mencapai tujuan perlu dipertimbangkan kemungkinan masalah baru yang timbul akibat keberhasilan. Dan sebaliknya bila tindakan tidak mencapai tujuan maka lanngkah-langkah sebelumnya perlu diteliti kembali.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis Kehamilan
2.1.1 Pengertian
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi apabila ada pertemuan dan persenyawaan antar sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) pada saat haid terakhir atau pada masa ovulasi (prawirohardjo, 1999: 55)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai ahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2002: 89).
Lamanya kehamilan mulai dari evulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature. (Prawirohardjo, 2002: 125).
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta. Serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 1998: 95).

b. Pengertian Pemeriksaan Kehamilan
Adalah supaya untuk mencegah komplikaso obstetrik bila mungkin ada memastikan bahwa komplikasi di deteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Prawirohardjo, 2001: 6).
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil adalah pemeriksaan yang dilakukan pada setiap ibu hamil yang datang untuk memeriksakan diri dan harus diadakan pemeriksaan lengkap agar dapat diperoleh suatu diagnosa yang tepat.
2.1.2 Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi
3. Mengenali sevara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pmberian Asi eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(Prawirohardjo, 2002: 90).

2.1.3 Etiologi
Kehamilan dimulai dengan adanya pertemuan sel-sel telur dan sel sperma, sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel sperma dalam tubuh mampu membuahi selama 1-3 hari. Sel telur yang dilepaskan diliputi corna radinata. Saat memasuki tuba korona berkurang, sehingga memudahkan sperma menembus ovum. Korona radinata dikikis oleh sperma, selanjutnya menembus zona pellusida dengan enzim hiluronidase dan ekor sperma putus. Sehingga inti sperma bertemu dengan inti ovum.
Inti sel terdapat pada kepala sedangkan ekor berguna untuk bergerak maju, karena pergerakan ini maka dalam satu jam spermatozoa melalui canalis dan covum uteri kemudian berada dalam tuba.
Sel mani menunggu kedatangan sel telur jika tidak terjadi ovulasi maka tidak menghasilkan kehamilan. (Sastrawinata, 1983: 102).
2.1.4 Patofisiologi
Sel telur (ovum) berasal dari oogonium tunggal/oogonium sel telur induk telur. Pertumbuhan ovum (oogenesis), prosesnya :

Epitel Germinal

Folikel primer

Folikel de graf (kadar estrogen meningkat)

Proses pematangan pertama


Proses pematangan kedua (pada saat bertemunya ovum dan sperma)

Fase dimana terbentuknya fetus adalah :
Ovum

FSH merangsang ovum

Ovum matang


Sel telur ekstrogen

Estrogen berhenti memperoduksi FSH

LH terbentuk

Lh merangsnag ovum keluar dari ovarium

Terjadi ovulasi

Sel telur + sperma

Zigot

Morula

Blastula


Embrio

Fetus
Adapun perubahan yang terjadi pada ibu hamil Ibu Hamil :

Perubahan pada sistem reproduksi Perubahan pada organ dari sistem lain
- Uterus - Sistem sirkulasi darah
- Ovarium - Sistem pernafasan
- Dinding rahim - Saluran pencernaan
- Vulva-vagina - Tulang dan gigi

- Kulit
- Kelenjar endokrin
(Manuaba, 1998: 95)
Keterangan: Ovarium pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta kira-kira kehamilan 16 minggu,dinding rahim juga mengalami perubahan karena hormon estrogen dan lebih banyak mengandung jaringan ikat pada vulva-vagina adanya hipervaskularisasi mengakibatkan lebih merah dan kebiru-biruan yang disebut tanda Chadwick.(Prawirohardjo,2002:95)

2.1.5 Perubahan pada sistem reproduksi
a. Uterus pada kehamilan membesar disebabkan oleh otot polos rahim
b. Indung telur pada ovulasi terhenti masih dapat korpus liteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progestoren
c. Vulva dan vagina pengaruh estrogen
d. Dinding perut pembesaran rahim menimbulkan peranggangan dan menyebabkan robeknya selaput elastis dibawah kulit, maka timbulah striae gravidarum.
2.1.6 Perubahan pada organ sistem Iain
a. Sistem sirkulasi darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir TM 1. Puncaknya pada kehamilan 32 minggu minggu (terjadi hemodilusi). Protein darah pun meningkat pada akhir kehamilan begitu pula dengan pompa jantung, jantung mulai naik dan menurun pada minggu terakhir kehamilan.
b. Sistem pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas, hal ini disebabkan usus ditekan ke atas kearah diafragma oleh pembesaran rahim. Kapasitas paru meningkat sedikit selama hamil, sehingga wanita hamil selalu bernafas lebih dalam terutama pernafasan dada.
c. Saluran pencernaan
Ini terjadi karena salivasi meningkat pada TM 1 sehingga mengeluh mual dan muntah. Resobsi makin baik tapi sering terjadi konstipasi.
d. Tulang dan gigi
Kebutuhan kalsium dan fosfor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula untuk pembentukan HB janin.

e. Kulit
Pada kulit terdapat hiperpegmentasi pada muka disebut sebagai Cloasma gravida (masker kehatnilan), pada areola mamae, pada papilla mamae dan pada perut disebut linea nigra striae, linea alba, serta pada vulva.
f. Kelenjar endokrin
- Kelenjar tiroid = dapat membesar sedikit
- Kelenjar hipofise = dapat membesar terutama lobus anterior
- Kelenjar adrenal = tidak begitu dipengaruhi
2.1.7 Diagnosa Kehamilan
a. Tanda-tanda dugaan / kemungkinan hamil
1. Amenore
2. Mual (nousea) dan muntah (emesis)
3. Ngidam, terutama pada trimester 1
4. Pingsan/sincope
5. Payudara tegang, karena pengaruh hormon estrogen dan progestorene
6. Sering kencing pada trimester 1 dan 3, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar pada trimester 1 dan karena tekanan kepala janin pada trimester 3.
7. Konstipasi karena tonus-tonus usus menurun oleh hormon steroid
8. Pigmentasi kulit (perubahan wama kulit) karena pengaruh hormone kortikosteroid. Pada muka (Cloasma gravida), pada aerola mamae, pada leher, pada dinding perut (line nifra), serta pada vulva.
9. Varises, karena pemekaran vena-vena dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya pada trimester akhir
10. Epulis (pada gusi), yaitu karena hipetrofi dari papil gusi
11. Lelah (fatigue)

12. Tidak selera makan (anoreksia) hanya pada trimester pertama, kemudian selera makan pulih kembali
13. Tidak tahan bau-bauan. (Prawirohardjo,2002:125)

b. Tanda Tidak Pasti Hamil
1. Rahim membesar
a. Tanda Heger
Segmen bahwa rahim melunak, yaitu dengan cara : Dua jari tangan dalam diletakkan didalam fornik posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis maka istmus uteri tidak teraba (sangat lunak) seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan cerviks.
b. Tanda Chadwicks
Selaput lendir vulva dan vagina membiru
c. Tanda Piscaseck
Fundus uteri teraba tidak rata karena uterus lebih cepat bertambahnya di daerah implantasi telur.
d. Kontraksi Braxton Hicks
Waktu dirangsang (palpasi dan toucher rahim), uterus langsung mengeras / berkontraksi.
e. Teraba Ballotement
Bulan ke IV dan V kehamilan, janin melenting didalam rahim, jika rahim didorong atau digoyangkan.
f. Reaksi Kehamilan Positif
Pemeriksaan hormon HCG pada air kencing lebih cepat dan akurat reaksi kehamilan bergantung HCG yang beredar dan 0,5 satuan Internasional HCG per mil air kencing. Kadar 500 satuan Internasional HCG sehari baru didapatkan pada 8 hari sesudah haid yang tidak datang, atau 20 hari sesudah fertilisasi.

c. Tanda Pasti Hamil
1. Gerakan janin dalam rahim
Terlihat / teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
2. Denyut jantung janin
Didengar oleh stetoskop Laenec, dapat didengar 18-20 minggu kehamilan, didengar oleh alat fetal electrocardiograf umur kehamilan 12 minggu, didengar USG umur kehamilan 12 minggu. Dilihat USG 6 minggu haid terakhir dapat dilihat adanya kantong janin, pada kehamilan 13 minggu kepala janin dapat terdeteksi. Dilihat rontgen, dapat melihat tulang-tulang janin, tetapi sekarang tidak dibenarkan lagi. (Prawirohardjo,2002:129)
2.1.8 Penatalaksanaan
Hal yang perlu dilakukan pada ANC adalah :
1. Sapa ibu dan keluarganya dan buat ia merasa nyaman
2. Melakukan anamnesa
3. Mendengarkan dan mencatat apa yang dikatakan ibu
4. Melakukan pemeriksaan fisik
5. Memberikan konseling tentang nutrisi, istirahat, kebersihan,
pemberian ASI, KB paska berslain, dan tanda bahaya, kegiatan
seks, kegiatan sehari-hari dan pekerjaan, olahraga ringan, obat-
obatan, merokok, bahkan pakaian, serta promosi kesehatan
mengenai imunisasi TT, tablet Fe.
6. Melakukan pemeriksaan laboratorium
7. Membantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan kelahiran dan
kemungkinan keadaan patologis
8. Persiapan rujukan untuk suatu keadaan patologis
9. Menentukan jadwal kunjungan ulang
10. Melakukan pendokumentasian

a. Jadwal Kunjungan
Setiap wanita hamil menghadapi komplikasi yang bias mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4x kunjungan selama periode antenatal yaitu :
- TM I : di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan
- TM II : dari bulan 4 sampai 6 bulan
- TM III : dari bulan ke 7 sampai ke 9 bulan (Prawirohardjo, 2001:89)
- TM IV : usia kehamilan antara 20 minggu - 48 minggu (Hahifa, 1999:125)
b. Informasi Penting
Adapun pada setiap kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil perlu mendapatkan informasi yang penting yaitu :
1. Kunjungan TM I (sebelum minggu ke 14)
a. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
b. Mendeteksi masalah dan penanganannya
c. Mencegah masalah seperti tetanus, anemia, dan kekurangan zat besi
d. Kesiapan melahirkan & persiapan untuk menghadapi komplikasi
e. Mendorong perilaku yang sehat
2. Kunjungan TM II (sebelum minggu ke 28)
a. Kewaspadaan khusus tentang preeklampsi akibat kehamilan yang harus dipantau, tekanan darah dan protein urin.
b. Memberikan tablet Fe
c. Tanyakan tanda-tanda yang menunjang keadaan tersebut
3. Kunjungan TM III (antara minggu ke 28 - minggu ke 36)
a. Lakukan palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
b. Deteksi letak bayi yang tidak normal / kondisi lain yang menentukan kelahiran sakit
c. Persiapan kelahiran
d. Persiapan menyusui

Teknik pencatatan, komponen dasar pendokumentasian

Teknik pencatatan, komponen dasar pendokumentasian

Tungpalan (1983) mengatakan bahwa “Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum“. Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.
teknik dan jenis pencatatan kadang terdapat perbedaaan pada satu tempat dengan tempat lain tetapi pada prinsipnya adalah adanya pendokumentasian keperawatan / kebidanan yang dapat di jadikan standar operasional sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat.
teknik teknik pencatatan

1. TEKNIK PENCATATAN
1. Menulis nama pasen pada setiap halaman catatan perawat/bidan
2. Mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru atau hitam
3. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu dan dapat dipercaya secara faktual
4. Ringkas, singkatan yang biasa digunakan dan dapat diterima, dapat dipakai.
Contoh : Kg untuk Kilogram
1. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau
2. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis kata “salah” diatasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan informasi yang benar “jangan dihapus”. Validitas pencatatan akan rusak jika ada penghapusan.
3. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda tangan
4. Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tandatangani dan tulis kembali waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut.
JENIS-JENIS PENCATATAN
Ada dua jenis pencatatan :
1. Catatan Pasen secara Tradisional
Catatan pasen secara tradisional merupakan catatan yang berorientasi pada sumber dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber bisa didapat dari perawat, dokter, atau tim kesehatan lainnya. Catatan perawat terpisah dari catatan dokter dan catatan perkembangan. Biasanya catatan ditulis dalam bentuk naratif. Sistem dokumentasi yang berorientasi pada sumber yang ditulis secara terpisah-pisah sulit menghubungkan keadaan yang benar sesuai perkembangan pasien. Catatan tradisional umumnya mempunyai enam bagian, yaitu : catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas, catatan keperawatan, dan laporan khusus lainnya.
1. Catatan Berorientasi pada Masalah
Pencatatan yang berorientasi pada masalah berfokus pada masalah yang sedang dialami pasen. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari USA, dimana dikembangkan satu sistem pencatatan dan pelaporan dengan penekanan pada pasien tentang segala permasalahannya. Secara menyeluruh sistem ini dikenal dengan nama “Problem Oriented Method”.
Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif untuk membantu tim kesehatan mengidentifikasi masalah-masalah pasen, merencanakan terapi, diagnosa, penyuluhan, serta mengevaluasi dan mengkaji perkembangan pasen. POR adalah suatu konsep, maka disarankan untuk membuat suatu format yang baku. Tiap pelayanan dapat menerapkan konsep ini dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat.
Komponen dasar POR terdiri dari empat bagian, yaitu :
1. Data Dasar; identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan sebelumnya. Riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan lain-lain, data dasar diperlukan tergantung dari unit atau jenis asuhan yang akan diberikan, misalnya: data dasar unit kebidanan akan berbeda dengan unit bedah.
2. Daftar Masalah; masalah pasien didapat dari hasil kajian. Pencatatan dasar masalah dapat berupa gejala-gejala, kumpulan gejala, atau hasil laboratorium yang abnormal, masalah psikologis, atau masalah sosial. Masalah yang ada mungkin banyak sehingga perlu diatur menurut prioritas masalah dengan memberi nomor, tanggal pencatatan, serta menyebutkan masalahnya. Daftar memberikan keuntungan bagi perawat sebagai perencana keperawatan.
3. Rencana. Rencana disesuaikan dengan tiap masalah yang ada. Dengan demikian perawat dapat merencanakan sesuai kebutuhan pasen.
Catatan Perkembangan Pasen.
Adalah semua catatan yang berhubungan dengan keadaan pasen selama dalam perawatan. Pada umumnya catatan ini terdiri dari beberapa macam bentuk, antara lain :
• Catatan Berkesinambungan (Flow Sheet)Digunakan untuk mencatat hasil observasi perawatan secara umum, khususnya pada keadaan pasen yang sering berubah-ubah dengan cepat.
• Catatan secara Naratif (Notes)
• Catatan akan Pulang/Sembuh (Discharge Notes)
Dokter maupun perawat membuat kesimpulan tentang keadaan pasen selama dirawat, baik mengenai permasalahan dan tindak lanjut yang dibutuhkan
CATATAN PERKEMBANGAN PASEN (SUSUNAN PENCATATAN)
Ada beberapa bentuk format dokumentasi yang dapat digunakan perawat untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah pasen antara lain, :
1. S O A P
Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasen.
S : Subjective : Pernyataan atau keluhan dari pasen
O : Objective : Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga.
A : Analisys : Kesimpulan dari objektif dan subjektif
P : Planning : Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan analisis
2. S O A P I E R
Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang akan dirubah dan proses evaluasi mulai dilakukan.
S : Subjective à Pernyataan atau keluhan pasien
O : Objective à Data yang diobservasi
A : Analisis à Kesimpulan berdasarkan data objektif dan subjektif
P : Planning à Apa yang dilakukan terhadap masalah
I : Implementation à Bagaimana dilakukan
E : Evaluation à Respons pasen terhadap tindakan keperawatan
R : Revised à Apakah rencana keperawatan akan dirubah
3. D . A . R.
Format dokumentasi D. A. R membantu perawat untuk mengatur pemikirannya dan memberikan struktur yang dapat meningkatkan pemecahan masalah yang kreatif. Komunikasi yang terstruktur akan mempermudah konsistensi penyelesaian masalah di antara tim kesehatan.
D : Data. Data objektif dan subjektif yang mendukung masalah
A : Action. Tindakan yang segera harus dilakukan untuk mengatasi
masalah
R : Respons. Respons pasen terhadap tindakan perawat sekaligus melihat
tindakan yang telah dilakukan berhasil/tidak

persiapan Persalinan

persiapan Persalinan

Tempat Melahirkan
Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari rumah untuk memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit.
Perhatikan kepadatan lalu lintas pada jam-jam tertentu sehingga anda dapat mempersiapkan jalur alternatif untuk sampai ke rumah sakit.
Prosedur masuk, fasilitas yang ada, biaya persalinan.
Lokasi kamar bersalin, agar dalam keadaan darurat mempercepat sampai ke tempat tujuan
Tempat plasenta (ari-ari) harus sudah direncanakan di mana plasenta akan diurus, apakah di rumah atau di tempat bersalin. Biasanya sudah disiapkan di tempat bersalin.

Kebersihan Diri dan Aktivitas Yang Dapat Dilakukan Menjelang Persalinan
Sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, manfaatnya antara lain :
a. Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini mengyrangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
b. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja.
Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
Selama menunggu persalinan tiba, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin.
Ibu boleh minum dan makan makanan ringan selama menunggu persalinan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat seperti petai atau jengkol.
Hindari kepanikan dan ketakutan
Siapkan diri ibu, ingat bahwa setelah semua ini ibu akan mendapatkan buah hati yang didambakan.
Simpan tenaga anda untuk melahirkan, tenaga anda akan terkuras jika berteriak-teriak dan bersikap gelisah.
Dengan bersikap tenang, ibu dapat melalui saat persalinan dengan baik dan lebih siap.
Dukungan dari orang-orang terdekat, perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan.
Persiapan kebutuhan untuk persalinan
Perkirakan jarak antara rumah dan rumah sakit serta lalu lintas yang harus dilalui jika akan bersalin.
Perkirakan kapan waktu persalinan untuk mengatur jadwal bepergian jauh.
Persiapan peralatan yang harus dibawa Untuk Ibu selama persalinan :
a. Alas tahan air (water proof) untuk di mobil selama perjalanan ke rumah sakit.
b. Minyak untuk memijit, untuk mengurangi rasa sakit.
c. Alat-alat mandi seperti sabun, tutup kepala, handuk, dll.
d. Lip balm, sikat gigi dan odol, sisir, ikat rambut.
e. Baju ganti (gunakan baju yang nyaman dan menyerap keringat)
f. Radiotape, CD atau musik yang menenangkan.
g. Bantal dari rumah.

Untuk Ayah :
a. Jam tangan
b. Kartu atau kunjungan pemeriksaan kehamilan, KTP (suami-istri, beserta foto kopinya)
c. Alat mandi : sikat gigi, odol, sisir, dll.
d. Makanan kecil.
e. Baju ganti atau sweater.
f. Kertas, pensil, buku, majalah untuk membaca.
g. No. telp saudara atau teman.
Untuk Ibu, setelah melahirkan :
a. Baju atau gaun yang dapat dibuka dari depan (berkancing di depan) agar dapat menyusui.
b. Kosmetik
c. Bra yang sesuai
d. Makanan ringan yang disukai
e. Baju untuk pulang, perlu diingat badan ibu akan terlihat seperti hamil 5 – 6 bulan, jadi siapkan baju yang sesuai.
Untuk Bayi :
a. Kain flannel beberapa buah (3 – 4 buah)
b. Pakaian bayi, 2 pasang (siapkan 2 ukuran)
c. Popok, dapat menggunakan popok kain atau popok sekali pakai.
d. Sarung tangan, sarung kaki, topi (penutup kepala)
e. Bedak, minyak angin.
f. Selimut untuk membungkus bayi selama di perjalanan pulang.
http://keluargasehat.wordpress.com/2008/09/26/persiapan-persalinan/
http://keluargasehat.wordpress.com/2008/10/11/persiapan-ibu-hamil-untuk-menyusui/

Persiapan Ibu Hamil Untuk Menyusui
Ibu harus siap untuk memberi ASI pada bayi yang akan dilahirkan , teutama bagi ibu yang akan melahirkan untuk pertama kalinya. Persiapan harus dilakukan sedini mungkin , karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Apa saja sih persiapan yang dapat dilakukan ibu hamil untuk dapat menyusui bayinya ??—
Ibu harus siap untuk memberi ASI pada bayi yang akan dilahirkan , teutama bagi ibu yang akan melahirkan untuk pertama kalinya. Persiapan harus dilakukan sedini mungkin , karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.
Banyaknya ASI yang akan dihasilkan seorang ibu tidak tergantung pada besarnya payudara, tetapi lebih kepada gizi ibu selama hamil dan menyusui dan cara menyusui.
Usia wanita saat mengandung dan menyusui juga ikut mempengaruhi produksi ASI, mereka yang berumur 19-23 tahun pada umumnya menghasilkan cukup ASI disbanding dengan yang berumur tiga puluhan.
Bentuk putting payudara mempunyai pengaruh dalam keberhasilan menyusui. Puting akan menonjol ke depan dan masuk ke dalam mulut bayi oleh tekanan bibir pada areola ibu dan akan lebih masuk ke dalam mulut lagi dengan hisapan bayi.
Oleh karenanya bentuk putting yang baik dan normal dapat digerakkan dengan bebas, hal ini dapat ditentukan dengan menekan dengan ibu jari dan jari telunjuk pada areola sehingga puting jadi menonjol.
Yang kadang didapatkan puting ibu tertanam oleh perlengketan atau puting masuk ke dalam dan menyebabkan kesukaran dalam menyusui. Untuk itu dianjurkan menggunakan alat yang ditempelkan di areola selama beberapa minggu terus menerus sehingga diharapkan puting akan berbentuk dan berfungsi biasa.
HAL-HAL YANG DIANJURKAN
Ketidak berhasilan menyusui disebabkan sumbatan saluran yang menyalurkan susu, tekanan yang meningkat karena sumbatan menambah penurunan produksi ASI. Oleh karenanya dianjurkan mulai dari 6 minggu sebelum melahirkan , muali memijat –mijat payudaranya dimulai dari painggir ke jurusan putting untuk mengeluarkan sel-sel yang mungkin dapat menyumbat di kemudian hari.
Merawat putting yang retak dan kering dengan krim antiseptic, tetapi jangan lupa membersihkan putting dengan air matang hangat setiap kali akan menyusui.
Pada minggu-minggu terakhir sebelum melahirkan untuk mengurut payudara tiap kali habis mandi dengan handuk untuk merangsang mengalirnya aliran darah ke payudara.
Menjaga konsumsi makanan bergizi yang cukup energi, protein, vitamin dan mineral. Ibu yang menyusui harus memproduksi 800-1000 cc ASI.
Jangan memaksakan bayi untuk menyusui jika bayi menolak , bayi akan bereaksi jika putting payudara ditempelkan ke mulutnya.
Bayi hendaknya disusui sedini mungkin, bahkan ada yang menganjurkan diberikan pada waktu ibu di kamar bersalin. Pada umumnya sebelum 5 jam setelah melahirkan harus sudah dicoba menyusui bayinya, walau ASI belum keluar , untuk memberi rangsangan pembuatan ASI.
Pada 2 hari pertama produksi ASI belum banyak , jangan biarkan bayi mengisap terlalu lama cukup beberapa menit saja untuk menghindarkan rasa sakit pada putting dan merangsang keluarnya ASI. Hari berikutnya dapat disusui selama 15-20 menit tiap kalinya ,walau sebagian besar ASI keluar 5-10 menit pertama pada tiap buah dada.
ASI pada 5 hari pertama warnanya lebih kuning dan kental dan dinamakan kolostrum. Dan kolostrum bukan produk ASI basi, melainkan susu dengan nilai gizi baik sekali untuk bayi. Dengan kadar protein tinggi dan banyak mengandung zat anti infeksi .
Jadwal menyusui tidak perlu kaku , dan disesuaikan dengan aktivitas ibu.
Tidak selalu bayi menangis oleh rasa lapar, bias saja disebabkan oleh mulas-mulas setelah minum ASI , sedang sakit, dll.
Kadang minggu–minggu pertama ibu merasa sakit di perut bagian bawah pada permulaan menyusui, ini disebabkan oleh reflek rahim terhadap proses menyusui. Hal ini akan hilang dengan sendirinya.

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

standar pelayanan kebidanan
PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN


A. Standar Pelayanan Umum


1. Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Pernyataan standar :
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat tentang kehamilan, kesenatan umum, gizi, KB, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Penyuluhan dan nasehat pada perorangan, keluarga dan masyarakat tentang kehamilan, kesehatan umum, gizi, dan KB secara jelas dan menggunakan alat bantu.
b. Melaksanakan kunjungan secara teratur ke posyandu.
c. Menghormati adat istiadat setempat, kebiasaan masyarakat atau mitos yang membahayakan kesehatan, perlu diberi pengarahan.


2. Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan
Pernyataan standar :
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya yaitu registrasi, ibu hamil diwilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan, kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan BBL. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Mencatat semua pelayanan yang diberikan kepada pasien
b. Ibu diberi kartu rekam medis dan buku panduan KIA
c. Pencatatan kelahiran dan surat keterangan lahir serta satu copy lembar partograf

http://brilianaputrimawaddah.blogspot.com/2010/10/standar-pelayanan-kebidanan.html
Usaha Pengeluaran Selama Persalinan

02 February 2011. Tags: AFR, aksi otot, diafragma, Etika, Fisioterapi, Gen, Hamil, hormon, Kehamilan, kekuatan, kontraksi otot, latihan, otot abdominal, otot-otot, persalinan, sel, tahanan, Usaha, uterus, vagina
Janin yang merupakan bagian dari isi abdominal dan pelvis mengarah ke jalan luar pelvis. Dua faktor yang penting dari struktur yang dapat mempertahankan kekuatan dan pengendoran tahanan pada jalan keluar . kekuatan tersebut di pertahankan oleh kontraksi otot dan struktur eksternal di bawah control hormonal. Kekuatan eksternal untuk memelihara keharmonisan usaha kontraksi otot yang membentuk dinding yang membatasi rongga abdominal dan pembatasannya di bentuk oleh diafragma.
Otot-otot abdominal akan memelihara usaha pengeluaran ketika berkontraksi , usaha tersebut mengarah ke pintu keluar pelvis. Jika dinding abdominal lemah maka usaha expulsive dari uterus akan hilang dan hal ini akan di hilangkan dengan penguluran. Pintu keluat yaitu saluran vagina dari uterus lewat sepanjang dinding pelvis. Otot-otot dari lantai ini tidak hanya harus kuat untuk dapat menahan berbagai pengaruh penguluran selama kehamilan tetapi harus juga elastic dan di bawah control yang disadari. Usaha khusus selama latihan antenatal harus di arahkan sebagaimana mestinya.
Respirasi dan Pemeliharaan Tekanan Intra Abdominal

Otot respirasi yang terutama adalah diafragma dan otot-otot intercostal. Janin terangkat ke rongga abdominal, tekanan intra abdominal meningkat dan kubah ganda dari diafragma tertekan melawan peningkatan tahanan. Perhatian khusus dimiliki untuk saat pernapasan diafragma dan costa bawah untuk meyakinkan bahwa dasar paru-paru mengembang dengan baik.
Adapun faktor utama yang mempengaruhi pemeliharaan organ abdominal dan pelvis pada posisi yang benar, dinding rongga abdominal dan pelvis merupakan bagian tulang dan otot. Dinding lateral, anterior dan posterior dibentuk dari otot-otot abdominal dan panggul. Batasan-batasan rongga diwakilkan oleh diafragma abdominal dan lantainya oleh diafragma pelvis. Kesesuaian kombinasi gerakan isi abdominal dan pelvis bersandar pada diafragma pelvic.. ia diulur dari corpus belakang pubis ke spina ischi dan coxae. Suatu bagian dari perlengkapan tulang, diafragma pelvic ini bercampur denganh penebalan khusus pada fascia abturatorius internus (arcuata linea). Ia disusun oleh 3 otot yaitu’; m. pubococygeus, m. iliocecygeus dan m. ischiococygeus. Kekuatan lantai ini paling penting,serabut yang saling bersisipan membentuk keliling spinter membuka bladar, uterus dan bowels. Continue Reading
Posted in Fisioterapi Obstetri0 Comments
Pemeliharaan Postur yang Tegak Atau Baik
Posted on 08 January 2011. Tags: Abdominalis, anterior, berat badan, Crista iliaca, ekstensor, fisik, fisiologi, gerak, Hamil, Hip joint, Kehamilan, Kerja Otot, keseimbangan, ligamen, ligament, Manusia, masa kehamilan, nyeri, otot abdominal, otot-otot, pendidikan, penguluran, peningkatan, peningkatan berat badan, posterior, sel, sendi, TENS, tibia, tubuh
Banyak masalah fisik yang meningkat atau bertambah selama masa kehamilan yang disesuaikan dengan peningkatan berat badan yakni otot intrinsic kaki, m. tibialis anterior dan posterior, kaki menahan pengaruh dari peningkatan berat badan. Ibu harus dilatih dalam menggunakan fungsional kaki yang benar selama berdiri dan berjalan. Pertumbuhan janin pada rongga pelvis dan abdominal merubah bentuk dan garis tubuh serta keseimbangan gravitasi. Posisi pelvis merupakan kunci dari postur manusia. Gelang panggul diseimbangkan di atas femur dan sudutnya dapat berubah selama hip joint dan persendian lumbal spine dapat bergerak bebas. Untuk memperoleh sanggahan maksimum untuk isi pelvis, maka pelvis harus berada dalam posisi dimana SIAS dan spinas pubis dalam bidang frontal yang sama. Dalam posisi ini, sudut dibentuk dari ± 55 – 75 derajat garis yang dibentuk secara horizontal kebelakang dari puncak sympisis pubis dan suatu garis yang miring mulai dari titik yang sama dan melewati promontorium lumbosakral. Posisi ini dipertahankan oleh aksi keseimbangan m. abdominalis mengikat crista iliaca dan ramus posterior pubis serta ekstensor hip (m. hamstring dan m. gluteus maksimus) terikat pada tuberositas ischii dan ilium dorsal. Continue Reading
Posted in Fisioterapi Obstetri0 Comments
Support untuk pelvic joint
Posted on 07 January 2011. Tags: anterior, berat badan, Gen, group otot, inner-range, lateral, latihan, ligamen, ligament, Norma, Otot, otot abdominal, otot-otot, penguatan, posterior, tahanan
Penghantaran berat badan pada vertebra lumbal kelima menghasilkan kecenderungan terdorong ke depan, ini penting unutk penguatan semua otot-otot yang mengontrol kurva lumbal yang normal dan mengadakan kecenderungan untuk meningkatkan kurva ini. Otot-otot yang diperhatikan adalah group otot utama yang lewat dianterior dan posterior spinal lumbal. Ini merupakan serabut-serabut lurus dari semua otot-otot abdominal dan otot-otot yang melekat diposterior pelvic yaitu m. quadratus lumborum dan m. erector spine. Latihan yang penting untuk penguatan otot-otot ini adalah pelvis tilting, termasuk lateral tilting dan pelvis.
Otot-otot tersebut dihubungkan dengan baik oleh ligament sacroiliaca joint yaitu cocygeus, m. fisiformis, m. gluteus maksimus dan bagian m. hamstring yang bercampur dengan ligament sacrotuberal yaitu biceps femoris dan m. semitendinosus. Latihan-latihan yang penting untuk penguatan otot-otot ini pada inner-rangenya, melawan tahanan yang kuat seperti berat badan, croock-back lying merupakan suatu kondisi awalan yang baik untuk latihan-latihan ini.
Otot-otot yang membantu ligament sympisis pubis yaitu ligament dari m. abdominal, otot ini pada inner rangenya akan menghasilkan dampak yang sangat dibutuhkan atau diperlukan.
Anatomi Terapan Pada Obstetri
Sangat penting untuk diketahui tentang pengertian dari masalah-masalah yang timbul selama kehamilan dan tertentu untuk memperoleh pendekatan terhadap penanganan fisioterapi sebelum melahirkan (antenatal).
Secara umum memperlihatkan kepada kita sejumlah faktor yang membuat perkembangan alami dari tubuh manusia menjadi sulit. Hal ini perlu untuk menangani masalah tersebut untuk mencegah kerusakan yang akan terjadi sehingga membuat kelahiran bayi dapat terjadi secara alami dalam kehidupan seorang wanita sesuai yang diinginkan.
Masalah-masalah yang muncul selama kehamilan disimpulkan dalam masalah postur, stabilitas pelvic, sirkulasi dan kontrol otot-otot abdominal dan dasar panggul atau lantai pelvic serta otot-otot yang berhubungan pada pola pergerakan fungsional seperti adduktor dan eksternal rotasi hip joint. Continue Reading

Conjungata Eksterna, Dinding Abdomen dan Dasar Panggul
Conjungata Eksterna
Jarak antara processus spinosus VL 5 dan pinggir atas symphysis (sekitar 20 cm) juga dapat diukur dengan pelvimeter. Dalam beberapa hal juga diukur distantia intertrochantorika (31 cm) antar kedua femur.
Dinding Abdomen
Dinding depan abdomen terdiri atas kulit, punnikulus ediposus (lapisan lemak) yang kadang-kadotang cukup tebal, fasia dan otot-otot : muskulus rectus abdominis, m. obliqus externus, et internus, m. transversus abdominis dan apponeurosis. Fungsi dinding abdomen yang penting adalah bersama-sama dengan diafragma mengecilkan cavum abdominis dan meningkatkan tekanan dalam rongga perut serta penting pada persalinan. Apponeurosis adalah pangkal otot-otot yang bertemu dilinea alba dan merupakan sarung bagi m. rectus abdominis. Continue Reading
Obstetri Anatomi Dasar Panggul

Obstetri ialah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Obstetri (ilmu kebidanan) menjadi dasar usaha-usaha untuk menjamin agar setiap wanita hamil yang menyusui bayinya dapat memelihara kesehatannya sebaik-baiknya, agar wanita hamil dapat melahirkan bayi sehat tanpa gangguan apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik


Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Pasca Bedah Caesar
Penatalaksanaan fisioterapi pada pasca bedah Caesar harus dimulai secepatnya yaitu pada saat penderita sudah dipindahkan ke ruang kesasaran (RR) dan kemudian dilanjutkan lagi setelah penderita sudah dipindahkan ke bangsal perawatan.
1. Fisioterapi saat penderita di Recovery Room
Pelaksanaan FT dikamar ini biasanya dibagi atas dua tahap yaitu saat penderita belum sadar dan sebelum penderita sadar.
a. Saat penderita sadar
Adapun tujuan FT saat penderita belum sadar adalahmembantu mempercepat kesadaran penderita dan membantu pengeluaran sisa-sisa narkose. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka metode/modalitas fisioterapi yang dapat digunakan/diberikan yaitu breathing exercise. Sebelum latihan pernapasan ini dimulai, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengaturan posisi penderita, teknik pelaksanaannya dan dosis pengobatannya.
Persiapan Melahirkan Ibu Yang sehat Dalam Menghadapi Partus
Jika ibu yang melahirkan dalam keadaan sehat, maka ia dapat mengalami perubahan tuntutan yang akan dibebankan kepadanya jauh lebih baik dibandingkan jika ia merasa tidak sehat.
Persiapan fisik tersebut dapat dilakukan dengan jalan :
1. Latihan rileksasi
a. Berbaringlah terlentang dengan dengan bantal dibawah punggung atau disisi tubuh dengan tungkai bagian atas agak bengkok dan mungkin diganjal dengan bantal. Kemudian kepala diletakkan pada bantal atau pada lengan. Posisi diatur seenak mungkin.
b. Lalu mulai berpikir mengenai jari kaki anda, renggangkan kaki, dalam hal ini jari-jarinya sekuat mungkin dan tegakkan ototnya, dihitung sampai 3 kali lalu lemaskan kembali.
c. Kemudian berkonsentrasi pada betis, lutut dan paha. Lakukan secara bertahap makin ke atas, setelah maka tungkai akan terasa berat.
d. Dilakukan hal yang sama untuk lengan. Mulai dari jari-jari tangan sampai ke bahu ditarik ke atas kearah telinga. Continue Reading
Alasan Dilakukan Bedah Caesar
Indikasi yang paling sering menyebabkan dilakukannya bedah Caesar adalah :
1. Ketidak seimbangan sefalo pelvic (KSP)
2. Salah letak janin
3. Distress janin
4. Plasenta previa
5. Penyakit ibu seperti hipertensi dan DM
6. Fibroid jalan lahir
7. Toksemia kehamilan (pre-aklamsia)
8. Factor resus
9. Bedah Caesar terdahulu
10. Infeksi herpes
11. Kehamilan jamak
Adapun pengertian kondisi diatas adalah :
1. Ketidak seimbangan sefalo Pelvik (KSP)
Adalah suatu keadaan dimana nyeri bayi terlalu besar atau pelvic yang terlalu kecil, sehingga tidak dapat keluar yang aman bagi bayi. Seorang ibu yang mengalami masalah ini tidaklah disalahkan sebab itu sudah merupakan karakter tubuhnya, seperti halnya dengan panjangnya jari-jari, warna mata, bentuk muka, dll. Sedangkan ukuran rlatif kepala bayi dapat diukur pada minggu-minggu terakhir kehamilan dengan menggunakan alat yakni SCAN SUARA ULTRA. Pengukuran panggul diukur dengan foto panggul, lingkaran perut dapat diukur dengan meter kain biasa, demikian juga berat perut jika garis tengah kepala bayi lebih besar dari jalan masuk pelvic, jelas ini bayi tidak dapat keluar walaupun kepala lembut dan dapat berubah bentuk sampai batas tertentu.
Definisi Anaethesia

Anathesia adalah suatu tindakan kepada seseorang yang akan dioperasi untuk menghilangkan rasa sakit pada tubuh atau daerah yang akan dioperasi.
Anaethesia terdiri atas :
1. General anaethesia (pembiusan)
2. Lokal anaethesia (suntikan)
General Anaethesia (Narcose), merupakan masker cup dan selanjutnya ditetesi cairan ether campur chlorothyl seprey. Sebelumnya diinfus dengan campuran obat pethidin/chloroformasin secara intra venus lewat infuse.
Lokal Anaethesia, macam-macamnya berupa : Lumbal anaethesia, blok anaethesia (nerve blok) pada daerah : axilla, lateral femoralis cutaneus. N. femoralis blok, occuluded intra venus pervution yaitu blok pada plexus brachialis dengan cara memasang tumiket. Lokasi yang akan disuntik sebelumnya dibersihkan dengan sabun, yodium/betadine dan terakhir alcohol 90% baru ditutup dengan doek steril dan di atasnya dengan selimut. Semua kegiatan ini dilakukan oleh ahli anaethesia, FT disini memperhatikan dan membantu untuk mengawasi jika penderita mengalami gangguan pernapasan dan lainnya segera laporkan pada dokter yang menanganinya.
Persalinan dengan Bedah Caesar
Didalam kehidupan setiap wanita yang normal selalu terdapat 3 fase yang sangat penting, yaitu:
1. Fase haid (menstruasi)
2. Fase melahirkan
3. Fase menopause
Namun disini kita tidak membahas ketiga-tiganya, yang hanya kita bahas adalah fase melahirkan.
Fase melahirkan, disini pokok masalahnya adalah berupa persalinan dengan tindakan bedah Caesar. Persalinan dengan bedah Caesar tidak seperti dengan persalinan normal lewat vagina. Sebab hal tersebut membutuhkan persiapan yang lebih daripada persalinan yang telah kita ketahui sejak nenek moyang kita.
Persiapan Pasien dan Penanganan Sesudah Operasi
Persiapan Pasien Yang Akan Di Operasi
1.Semalan sebelumnya harus mandi dan cuci rambut
2.Lakukan pemeriksaan suhu dan tensi
3.Kuku harus di potong pendek, tidak boleh pakai cat kuku
4.Bulu-bulu yang ada pada badan sekitar operasi harus di cukur bersih kemudian di cuci dengan air sabun
5.Tangan dan kaki harus di bungkus kain steril serta kepala dengan mitella
Jenis-jenis Pembedahan Ginekologi
Pembedahan dalam bidang Ginekologi dibagi atas 3 kelompok bagian yaitu :
• Pembedahan laparatomi
• Pembedahan pada Vulva
• Pembedahan Vaginae
Pembedahan Laparatomi
Pembedahan pada daerah vulva tidak tergolong operasi besar, kecuali operasi vulvektomi radikal akibat Ca vulvae.
Prinsip Pembedahan dan Persiapan Pra Pembedahan Ginekologi

Prinsip Pembedahan
Sebelum penderita dilakukan tindakan operasi atau pembedahan perlu dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan yang lengkap untuk menegakkan diagnosis dan jenis operasi yang tepat.

Adhesiva capsulitis (Kapsulitis Adhesiva) = Frozen Shoulder
Keadaan dimana terjadi peradangan, perlengketan, atropi dan pemendekan pada kapsul sendi di Shoulder joint sehingga terjadi keterbatasan sendi bahu. Jadi, jika disetarakan dengan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional, menurut :
a. Faktor penyebab = etiologi
- Perintis : Tendinitis supraspinatus, tendinitis bicipitalis, Bursitis acromialis
- Kapsulitis adhesive
Kapsulitis adhesiva bisa terjadi beberapa faktor, antara lain :
1. Immobilisasi, fraktur/dislokasi/operatif
2. Stroke/hemiplegia – Hemiparesis
3. DM
4. Konsumsi luminal, yodium dan isomiazid dalam jangka panjang
5. Traumatic
Ischialgia
Nyeri tungkai bawah yang sifatnya radikuler. Terjadi akibat proses calsifikasi (osteofit) pada L4-L5 menimbulkan kompressi pada akar saraf (radiks saraf) L4-L5, yang keluar dari foramina intervertebralis. Kompresi tersebut yang menimbulkan nyeri radikulopati sepanjang saraf ischiadicus sampai ketungkai bawah. Iritasi saraf sensoris (N. Ischiadicus) tersebut akan lebih terasa pada peregangan dari saraf tersebut saat tungkai lurus (ekstensi) sehungga sering penderitanya menfleksikan tungkai agar tidak sakit. Selain itu, nyeri kadang diikuti dengan adanya kelemahan otot-otot seperti m. gastrocnemius, Mm. hamstring, Tibialis posterior atau fleksor digitorum dan penurunan reflex APR.
d. Keterbatasan sendi
4. Pemeriksaan Fisioterapi ?
5. Diagnosa fisioterapi dan problematic FT?
6. Program Fisioterapi Continue Reading
Contoh Kasus Fisioterapi Pada Geriatrik USILA
Identitas :
Nama : Tn. A
Usia : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kabupaten B
Keluhan Utama : Nyeri pinggang bagian bawah menjalar ke tungkai
Kapan KU : 10 tahun yang lalu
Penyebab : Pernah jatuh terduduk dikamar mandi
RPP : – Tidak mampu membungkuk penuh
- Nyeri meningkat jika lama duduk
- Posisi tengkurap yang lama nyeri meningkat
Pemeriksaan Fungsi :
Inspeksi : Statis
Dinamis : sulit membungkuk
P.O : -
PFD : aktif : Gerakan fleksi, ekstensi, lateral fleksi kiri dan kanan, rotasi kiri dan kanan terbatas
Pasif : sda
TIMT : Nyeri pada gerakan ekstensi, lateral fleksi dan fleksi, rotasi kiri kanan
Pemeriksaan spesifik : SLR (+), Neri (+), Connective tissue (-), Mucle testing : M. Gastrocnemius kanan lemah, reflex APR : US, Sensorik tungkai kanan : Hiposensasi
Pemeriksaan Tambahan : X-ray : formasi spur dilapisan epifisial corpus vertebra L4-L5, formasi osteofit ke arah canalis vertebralis
Lab : asam urat dan cholesterol normal.
Pertanyaan :
- Diagnosa FT ?
- Problematik FT ?
- Intervensi FT ?
- Evaluasi dan Dokumentasi ?
Efek dari Ketuaan dan Disuse Terhadap Tubuh Pada Nyeri Bahu

Nyeri bahu sering dialami oleh hampir seluruh masyarakat, gak kenal itu tua muda bahkan anak2 pun juga sering ngalami hal kyak gini. Sayang, gangguan sendi bahu ini kerap diremehkan dan dianggap sepele. Paling-paling karena terlalu lelah atau kurang bergerak. Begitu biasanya kita berpikir. Padahal, bila tidak segera diatasi, kualitas hidup penderita bakal terganggu. Kelainan yang juga sering menyebabkan nyeri bahu pada usia lanjut adalah ruptur dari tendon biseps. Ruptur menyebabkan pengurangan kekuatan otot biseps dan tindakan pembedahan diperlukan untuk mengembalikan kekuatan otot biseps. Penyebab yang tersering dijumpai adalah chronic rotator cuff tears. Terapinya serupa dengan yang dilakukan pada kaum berusia muda, hanya pada kasus yang lebih kronis tindakan konservatif lebih berfaedah dibanding dengan operatif. Jika telah dilakukan tindakan operatif maka harus dicegah imobilisasi yang terlalu lama karena akan menimbulkan capsulitis adhesiva.
Efek dari Ketuaan dan Disuse Terhadap Tubuh Pada Nyeri Leher dan Punggung
Penyakit sendi degeneratif (PSD) umumnya mengenai sendi facet. Pada keadaan ini, nyeri sering tercetuskan oleh gerakan ekstensi dan rotasi dari tulang spinal. Gerakan fleksi akan mengurangi keluhan nyeri. Terapi dari PSD spinal terdiri dari pemberian NSAID, latihan memperkuat otot punggung, dan instruksi mengenai pola pergerakan sendi spinal untuk mencegah timbulnya keluhan nyeri. Suntikan langsung pada sendi facet kadang diperlukan untuk kasus yang ekstrim. Pada keadaan degenerasi yang berat dimana telah terjadi spondylolisthesis, diperlukan program latihan seperti isometric flexion strengthening exercise dan kemungkinan diperlukan ortosis lumbosakral.
Fraktur osteoporotik merupakan kejadian akhir dari suatu proses osteoporosis. Fraktur ini sering mengenai tulang vertebra thoracalis ataupun lumbalis. Nyeri sendi umumnya berkurang pada saat fraktur mulai sembuh dan memerlukan waktu beberapa bulan. Fraktur ini sering menyebabkan deformitas berupa kifosis. Jika tidak dijumpai defisit neurologis, maka penanganan fraktur kompresi akut ini adalah pada periode istirahat yang singkat, pemberian analgesik, dan penderita dianjurkan untuk segera kembali ke aktivitas bila kondisi klinis memungkinkan. Posisi seperti fleksi harus dicegah. Pemakaian back brace tidak selalu dapat ditolerir oleh usia lanjut dengan fraktur kompresi.
Efek dari Ketuaan dan Disuse Terhadap Tubuh Pada Sistem Tulang
Daya tahan tubuh yang menurun pada lanjut usia (lansia) merupakan salah satu fungsi sistem tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang (proses menua), walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Pada usia lanjut dijumpai proses kehilangan massa tulang dan kandungan kalsium tubuh, serta perlambatan remodelling dari tulang. Massa tulang akan mencapai puncak pada pertengahan usia dua puluhan (di bawah usia 30 tahun). Penurunan massa tulang lebih dipercepat pada wanita pasca menopause. Sama halnya dengan sistem otot, proses penurunan massa tulang ini sebagian disebabkan oleh usia dan disuse. Dengan menambah aktivitas tubuh, dapat memperlambat proses kehilangan massa tulang, bahkan mengembalikannya secara temporer. Tetapi, tidak terdapat bukti nyata bahwa aktivitas yang intensif dapat mencegah secara sempurna kehilangan massa tulang tersebut. Latihan yang teratur hanya dapat memperlambat laju kehilangan massa tulang. Dengan demikian, hanya mereka yang mampu hidup pada usia yang sangat lanjut yang mungkin akan menderita berbagai komplikasi dari hilangnya massa tulang seperti osteoporosis dan fraktur.
Problematik Fisioterapi Pada Usia Lanjut
Pada sistem Muskuloskeletel : problematik fisioterapi pada usia lanjut dapat di sebabkan oleh :
1.Degenerative Disorders
2.Disorders of Bone
3.Musculoskeletal Injuries
4.Inflamatory Desorders of Bones and Joints
Prinsip Fisioterapi Pada Usia Lanjut
Perubahan fisiologik pada usia lanjut, mengakibatkan kemunduran fungsi alat tubuh, yang bermuara pada menurunnya kapasitas fisik dan kemampuan fungsional. Penurunan kondisi yang berhubungan dengan fisioterapi antara lain pada :
1. Otot muscular : terjadi penurunan kekuatan, daya tahan dan tonus
2. Neural : Reflex menurun dan koordinasi
3. Skeletal : Tulang menjadi keropos (Osteoporosis)
4. Articular : Diskus menurun elastsitasnya, joint space menyempit, terjadi limitasi gerak dan kalsifikasi sendi
5. Postur : Hiper kiposis atau hiper lordosis
Perubahan Fisiologi USILA
Sistem Muskuloskeletal
1. Kekuatan otot :
o Ukuran otot akan berkurang akibat berkurangnya protein dan atrofi dan degenerasi serabut otot.
o Kapasitas otot rangka menurun kuran lebih 26% antara 51 – 55 tahun. Untuk pria, terutama otot-otot fleksi dan ekstensi trunk. Untuk usia 70 tahun kuran lebih 60 – 80% dibanding usia 20 tahun, gangguan menulis, memasang kancing 20 – 45%.
Teori yang Mendasari Terjadinya Proses Penuaan

Teori Fungsi Gen
Perubahan primer struktural kompleks dari sel. Penuaan merupakan fungsi dari gen yang telah terprogram. Pada tubuh manusia dewasa memiliki 60 ribu milyard sel, tiap detik ada 50 juta sel mati dan diganti dengan jumlah yang sama. Jika terjadi ketidakseimbangan terjadi proses penuaan.
Tentang Organ Kelamin Kita
Masalah seksual dalam kehidupan rumah tangga seringkali mengalami hambatan atau gangguan karena salah satu pihak (suami atau isteri) atau bahkan keduanya, mengalami gangguan seksual. Jika tidak segera diobati, masalah tersebut dapat saja menyebabkan terjadinya keretakan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita dapat mengenal organ reproduksi dengan baik sehingga kita dapat melakukan deteksi dini apabila terdapat gangguan pada organ reproduksi. Organ reproduksi pada wanita dibedakan menjadi 2, yaitu organ kelamin dalam dan organ kelamin luar. Organ kelamin luar memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya
Sirih Dapat Digunakan Untuk Membersihkan Daerah Kewanitaan
Daerah kewanitaan merupakan organ tubuh yang paling sensitif. Pada dasarnya organ kewanitaan memiliki kemampuan untuk membersihkan daerah tersebut sendiri. Adanya flora normal di dalamnya akan melindungi daerah tersebut dari berbagai kotoran, bakteri, dan kuman yang masuk. Jadi sebenarnya tidak diperlukan bahan khusus untuk membersihkannya, cukup dengan air bersih. Namun, untuk kasus tertentu, seperti gatal-gatal, keputihan, ataupun setelah menstruasi, produk pembersih dapat digunakan. Karena biasanya sabun/pembersih tersebut mengandung antiseptik yang berfungsi untuk membunuh kuman.
Produk pembersih daerah kewanitaan hendaknya dipilih yang memiliki pH kurang lebih sama dengan pH organ intim wanita yakni sekitar 4,5. Pada pH tersebut, kuman-kuman tidak dapat tumbuh dan berkembang biak. Juga perlu diperhatikan bahwa produk pembersih ini tidak dianjurkan untuk digunakan setiap hari. Adanya kandungan antiseptik di dalamnya dikhawatirkan akan mengganggu flora normal organ intim wanita, sehingga justru tidak dapat berfungsi untuk melindungi lagi.
Sindroma Premenstruasi

Sindroma premenstruasi sering berhubungkan dengan naik turunnya kadar estrogen dan progesterone yang terjadi selama siklus menstruasi. Estrogen menahan cairan yang dapat menyebabkan bertambahnya berat badan, pembengkakan jaringan, nyeri payudara dan perut kembung. Penyebab yang pasti dari sindroma premenstruasi tidak diketahui, tetapi sering berhubungan dengan faktor-faktor social, budaya, biologi dan psikis. Sindroma premenstruasi terjadi pada sekitar 70-90% wanita pada usia subur. Lebih sering ditemukan wanita berusia 20-40 tahun. Jenis dan berat gejalanya bervariasi pada setiap wanita dan bervariasi pada setiap bulan. Wanita yang menderita epilepsy mungkin akan lebih sering mengalami kejang. Wanita yang mennderita penyakit jaringan ikat (misalnya lupus atau arthritis rheumatoid) bisa mengalami kekambuhan.
Gejala-gejala yang sering ditemukan adalah :
• Perubahan fisik: sakit punggung, perut kembung, payudara terasa penuh dan nyeri, perubahan nafsu makan, sembelit, pusing, pingsang, sakit kepala, daerah panggul terasa berat atau tertekan, hot flashes ( kulit wajah, leher, dada tampak merah dan teraba hangat), susah tidur, tidak bertenaga, mual dan muntah, kelelahan yang luar biasa, kelainan kulit (misalnay jerawat dan neurodermatitis), pembengkakan jaringan atau nyeri persendian, penambahan berat badan.
• Perubahan psikis dan mental: mudah marah, tersinggung, cemas, depresi, gelisah sebentar sedih atau gembira, kalut, sulit berkonsentrasi, pelupa.
Sudah sejak lama, barangkali sejak mulainya sejarah umat manusia, mitos tentang menstruasi telah beredar. Peristiwa menstruasi dianggap sesuatu yang kotor bahkan dosa. Sesungguhnya menstruasi adalah suatu peristiwa fisiologi yang dialami oleh wanita normal. Justru wanita yang tidak normal lah yamg tidak mengalami menstruasi. Pendarahan yang terjadi waktu menstruasi berasal dari dinding dalam rahim akibat pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil dikeranakan karena adanya pengaruh-pengaruh keseimbangan hormone. Jadi pendarahan bukan berasal dari vagina, dan darah dikeluarkan adalah darh normal.
Migrain Bisa Diderita Oleh Siapa Saja

________________________________________
Migrain adalah suatu jenis penyakit kronik yang tersebar luas dalam populasi masyarakat umum. Migrain dapat diderita oleh anak-anak dan juga orang dewasa. Sebagian besar penderita migrain adalah wanita, namun tidak sedikit pria yang juga menderita migrain. Sakit kepala akibat migrain biasanya terletak pada bagian kening, daerah sekitar mata, dan juga bagian belakang kepala. Sakit kepala memang merupakan gejala utama yang paling banyak dirasakan, walau sebenarnya gejala yang menyertai migrain tidak hanya sakit kepala. Gejala lain yang juga menyertai migrain antara lain sensitivitas terhadap cahaya, suara dan bau, mual dan muntah, bahkan diare. Sebenarnya migrain terbagi ke dalam dua tipe yaitu migrain dengan aura dan migrain tanpa aura. Migrain tanpa aura atau yang dikenal sebagai migrain biasa adalah migrain dengan rasa sakit hebat pada salah satu bagian kepala dengan disertai gejala mual, muntah, diare serta kehilangan nafsu makan. Sedangkan migrain dengan aura adalah migrain dengan sakit kepala yang disertai dengan gangguan pengelihatan seperti
Tips Perawatan Sederhana Vagina
________________________________________
Secara umum, menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah tips sederhana perawatan vagina :
• Anda bisa membersihkan vagina dengan cara membasuh bagian diantara vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut (mild0 setiap habis buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi. Seandainya alergi dengan sabun yang lembut sekalipun, anda bisa membasuhnya dengan air hangat. Yang penting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di luar vagina.
• Cara membasuh yang benar adalah dari arah depan (vagina) kebelakang (anus), jangan terbalik, karena akan menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus terbawa masuk ke vagina. Gunakan air bersih, lebih baik lagi air hangat, tapi jangan terlalu panas karena bisa menyebabkan yang sensitive di daerah vagina melepuh dan lecet. Setelah itu, sebelum pakai celana, keringkan dulu menggunakan handuk atau tissue yang tidak berparfum. Ingat, penggunaan deodoran, sabun anti septic yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau di daerah kewanitaan bukanlah tindakan yang bijaksana, bahkan malah bisa berbahaya untuk kesehatan. Karena dapat merusak keseimbangan yang ada sehingga memungkinkan terjadinya infeksi.

Faktor-faktor Tidak Menstruasi di Tiap Bulannya

Masih ingatkah, pada usia berapa pertama kali Anda mendapatkan menstruasi? Jika Anda mendapat menstruasi pertama pada usia 14 tahun, mengapa anak perempuan atau keponakan justru mengalami hal itu pada usia 9 tahun?
Usia saat seorang anak perempuan saat pertama kali mendapatkan menstruasi sangatlah bervariasi. Namun seiring perubahan pola hidup, saat ini ada kecenderungan anak perempuan mendapat menstruasi yang pertama kali usianya makin lebih muda. Bahkan ada yang di usia 7 tahun sudah mendapatkan menstruasinya. Mengapa? Dan apa penyebabnya?
Siklus Menstruasi Pada Wanita
________________________________________
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama kali (menarke) sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Hari pertama terjadi perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1). Siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause. Pada awalnya, siklus mungkin teratur. Jarak antara 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa siklus akan menjadi lebih teratur.
Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kelender. Dengan menggunakan kalender tersebut, anda bisa menandai siklus setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda. Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
Menstruasi Pada Wanita
________________________________________
Akhir dari kemampuan wanita bermenstruasi disebut menopause, ini juga menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan bergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi dan nutrisi wanita yang bersangkutan.
Menstruasi merupakan bagian dari proses yang regular yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormone yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita hamil.
Hormon member sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstuasi (atau mens atau haid), berlangsung selama 3 hingga 7 hari. Bila seorang wanita menjadoi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil.
Persalinan dengan Bedah Caesar
Didalam kehidupan setiap wanita yang normal selalu terdapat 3 fase yang sangat penting, yaitu:
1. Fase haid (menstruasi)
2. Fase melahirkan
3. Fase menopause
Namun disini kita tidak membahas ketiga-tiganya, yang hanya kita bahas adalah fase melahirkan.
Fase melahirkan, disini pokok masalahnya adalah berupa persalinan dengan tindakan bedah Caesar. Persalinan dengan bedah Caesar tidak seperti dengan persalinan normal lewat vagina. Sebab hal tersebut membutuhkan persiapan yang lebih daripada persalinan yang telah kita ketahui sejak nenek moyang kita.
Fase Dalam Siklus Menstruasi
________________________________________
Siklus menstruasi terbagi menjadi 3 fase, yaitu;
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel didalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.Pada suatu siklus , sebagai endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan paling tengah dilepaskan , sedangkan lapisan dasar tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase Ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terkadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawah, nyeri ini disebut mittelschmerz yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam.
2. Fase luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesterone. Progesterone menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14, korpus luteum akan hancur dan siklus dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Hormone ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan pada adanya peningkatan kadar HCG.
Menstruasi Pada Wanita
________________________________________
Menstruasi atau haid mengacu pada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini.
Biasanya menstruasi dimulai antara umur 10-16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk pada kesehatan wanita, status nutrisi dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45-50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya.

Fisiologi Kehamilan Pada Wanita
________________________________________

Kehamilan sangat mempengaruhi perubahan fisiologis dalam tubuh ibu secara keseluruhan yang pada hakekatnya terjadi pada semua organ terutama pada organ reproduksinya yang menjadi pusat perhatian selama masa kehamilan. Semua system tubuh ibu akan mengalami perubahan dari keadaan tidak hamil ke keadaan hamil yang secara umum disebut fisiologi maternal. Selain itu ibu juga harus menanggung beban yang sangat besar dalam hal ini adalah :


Pengukuran Volume Cairan Tubuh
Cairan tubuh total
Untuk mengukur cairan tubuh total dipakai tritium radioaktif (H3) yang merupakan isotop yang tidak stabil dengan waktu paruh biologis 10 hari dan waktu paruh fisik 12 tahun. H3 akan berdifusi kedalam cairan tubuh total dalam beberapa jam sesudah disuntikan secara intravena, dan dengan prinsip dilusi, volume cairan total dapat dihitung. Deuterium (H2) yang merupakan isotop yang stabil juga dapat dipergunakan untuk mengukur cairan tubuh total.
Cairan ekstrasel
Untuk mengukur volume cairan ekstrasel dipergunakan:
1. Saccharide seperti inulin, sucrose, dan mannitol
2. Ion-ion seperti Na radioaktif, Cl radioaktif, Br radioaktif, ion triosulfat dan ion thicyanate
Bila salah satu dari bahan-bahan ini disuntikkan kedalam darah, bahan tersebut akan bercampur dengan cairan ekstrasel dalam waktu 30 menit sampai 1 jam, dan dengan prinsip dilusi volume cairan ekstrasel dapat diukur.
Ukuran dan Jumlah Cairan Tubuh
Pada seoran lelaki muda, 18% BB (Berat Badan) adalah protein, 15% lemak, 7% mineral dan sisanya 60% cairan tubuh total (TBW). Jumlah cairan intra sel sekitar 40% BB sedang cairan ekstra sel 20% BB. Cairan ektra sel ini terdiri dari cairan interstitel 15% BB sementara plasma darah 5% BB, adapun cairan transelluler karena sangat sedikit diabaikan jumlahnya. Volume darah total diperkirakan 8% BB.
Jumlah cairan tubuh total (TBW) bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin dan intensitas kegemukan (obesitas). Makin tua seseorang TBW-nya makin berkurang. Sementara itu makin banyak kandungan lemak mengakibatkan TBW berkurang, sebab jaringan lemak sagat sedikit mengandung air. Pada pria TBW berkisar 55 – 60% BB sedang pada wanita TBW 50 – 55% BB, karena umumnya pada wanita kandungan lemaknya lebih banyak dari pria.
Umur Laki-laki (%BB) Wanita (%)
Baru lahir 80 75
1-5 65 85
10-16 60 60
17-39 60 50
40-59 55 47
60 ke atas 50 45
Cairan Tubuh
Sel-sel yang menyusun tubuh berada pada “lautan cairan” yang merupakan cairan ekstra sel. Dari cairan inilah sel-sel tubuh mengambil oksigen dan makanan serta membuang kedalam cairan tersebut sisa-sisa metabolismenya. Cairan ekstra sel terdiri dari 3 komponen, yaitu cairan interstitel, plasma darah dan cairan intaselluler (cairan dalam rongga khusus).
Plasma darah bersama komponen selluler darah (terutama sel darah merah) berada dalam pembuluh darah dan bersama-sama menentukan volume darah total. Cairan interstitel adalah bagian cairan ekstra sel yang berada diluar system pembuluh darah (vascular) yang berbatasan (membasahi) dengan sel-sel tubuh. Cairan transelluler adalah cairan yang terdapat dalam rongga khusus seperti dalam pleura, pericardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis dan sebagainya. Cairan ekstra sel ini bersama dengan cairan intra sel membentuk cairan tubuh total cairan ekstra sel dan 2/3 cairan intra sel.
Fisiologi Ginjal
Definisi Ginjal
Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine, yang merupakan sisa hasil metabolisme tubuh dalam bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar rongga perut, yang merupakan rongga terbesar dalam tubuh manusia, tepatnya disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Bentuk ginjal seperti biji kacang dengan panjang 6 sampai 7,5 cm dengan ketebalan 1,5 – 2,5 cm (Pearce, 1995). Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, mengatur keseimbangan asam basa darah serta mengatur ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam. Apabila ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya ini, maka akan terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah yang dapat mengganggu kerja orang lain yang menyebabkan penderita memerlukan pegobatan segera.
Aparatus Golgi
Badan Golgi atau Aparatus Golgi dijumpai pada hampir semua sel tumbuhan dan hewan. Pada sel tumbuhan, Badan Golgi disebut diktiosom. Badan Golgi (ditemukan tahun 1898 oleh Camillio Golgi) tersebar dalam sitoplasma dan merupakan salah satu komponen terbesar dalam sel. Antara badan Golgi satu dengan yang lain berhubungan dan membentuk struktur kompleks seperti jala. Badan Golgi sangat penting pada sel sekresi.
Badan Golgi dan RE mempunyai hubungan erat dalam sekresi protein sel. Di depan telah dikatakan bahwa RE menampung dan menyalurkan protein ke Golgi. Golgi mereaksikan protein itu dengan glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein untuk dibawa ke luar sel. Oleh karena hasilnya disekresikan itulah maka Golgi disebut pula sebagai organel sekretori
Transport Membran
Permeabilitas membrane sel bersifat sangat selektif. Arus pergerakan molekul dan ion antara sel dan lingkungan sekitarnya diatur dengan tepat oleh berbagai system transport yang spesifik. System transport ini berperan dalam :
1. Mengatur volume dan komposisi cairan tubuh
2. Mengatur masuknya bahan yang dibutuhkan seperti glukosa, asam amino dan pengeluaran bahan yang tidak dibutuhkan oleh sel misalnya bahan-bahan toksik
3. Menimbulkan gradient konsentrasi untuk ion-ion tertentu yang berperan dalam eksitabilitas sel saraf dan otot.
Proses transport melalui membrane terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu transport aktif dan transport pasif. Transport pasif terjadi tanpa memerlukan energy sedangkan transport aktif memerlukan energy. Yang termasuk transport pasif adalah :
a. Difusi sederhana
b. Transport dengan fasilitas
c. Transport lewat ion channel
Membran Sel
Sel dan organel yang terdapat dalam sel, dilapisi oleh membran yang terutama tersusun oleh lemak dan protein. Lemak yang terdapat pada membran memungkinkan membran berfungsi sebagai barrier yang membatasi pergerakkan molekul yang dapat larut dalam air melewati membran. Molekul protein yang dapat menembus membran sel, berfungsi sebagai tempat lewatnya bahan-bahan tertentu. Selain itu protein yang terdapat pada permukaan membran seperti reseptor, enzim dan pump (pompa) masing-masing berfungsi sebagai katalisator dan pompa yang melakukan transport aktif ion-ion tertentu kedalam maupun keluar sel.
Selain berfungsi sebagai barrier yang permeabilitasnya selektif, membrane sel juga berfungsi mengatur arus informasi antara sel dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dimungkinkan oleh adanya reseptor yang spesifik pada permukaan membrane sel.

Mitokondria Sumber Energi
Mitokondria merupakan sumber energi (powerhouse) dari sel berfungsi mengekstrak energi dari makanan. Mitokondria merupakan organel yang besar dalam sel dan menempati sekitar 25% volume sitoplasma.
Mitokondria mempunyai 2 lapisan membran, membran luar dan membran dalam. Membran luar mempunyai pori-pori yang memungkinkan molekul besar melewatinya. Membran dalam terdiri dari 80% protein dan 20% lemak dan menonjol ke dalam. Pada tonjolan ini (crista) terdapat banyak enzim-enzim oksidatuf fosforilase. Enzim ini berperan pada proses oksidasi glukosa dan lemak serta sintesa ATP dari ADP. Pada bagian dalam mitokondria (matriks)juga terdapat banyak enzim yang diperlukan untuk ekstraksi energi dari bahan-bahan makanan. Energi yang dilepaskan digunakan untuk sintesa ATP.
Perubahan Fisiologi USILA
Sistem Muskuloskeletal
1. Kekuatan otot :
o Ukuran otot akan berkurang akibat berkurangnya protein dan atrofi dan degenerasi serabut otot.
o Kapasitas otot rangka menurun kuran lebih 26% antara 51 – 55 tahun. Untuk pria, terutama otot-otot fleksi dan ekstensi trunk. Untuk usia 70 tahun kuran lebih 60 – 80% dibanding usia 20 tahun, gangguan menulis, memasang kancing 20 – 45%.

Retikulum endoplasma, Aparatus golgi, Lisosom dan Periksisom
Retikulum Endoplasma
RE merupakan organel yang mempunyai permukaan membran yang sangat luas. Retikulum endoplasma terdiri dari vesikel dan tubulus yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein dan lemak. Permukaan membran RE ada yang mengandung granula-granula ribosom dan disebut RE granuler/Rough RE dan ada yang tidak mengandung granula disebut RE agranuler/smooth RE. Ribosom yang terdapat pada granuler RE berfungsi sebagai tempat sintesa protein, sedang agranuler RE berfungsi sebagai sintesa dan metabolisme asam lemak dan fosfolipid.
Sitoplasma dan Organel
Posted on 07 June 2010. Tags: aktin fibrialle, ektoplasma, endoplasma, fungsi sel, Globulus lemak netral, korteks, membran sel, organel, sel, Sitoplasme, sitosol
Sel bukanlah semata-mata suatu kantong yang berisi cairan, enzim, dan bahan kimia, tetapi juga mengandung struktur-struktur fisis yang tersusun dengan sangat sempurna, yang disebut sebagai organel dan sangat penting bagi fungsi sel. Misalnya tanpa adanya mitokhondria, maka lebih dari 95% energi yang disuplai oleh sel akan segera menghilang.
Sitoplasme terisi dengan partikel-partikel dan organel-organel baik yang kecil maupun yang besar, dengan ukuran dari beberapa nanometer sampai beberapa mikrometer. Bagian cairan sitoplasma yang jernih dimana partikel-partikel didispersikan disebut sitosol yang mengandung terutama protein, elektrolit, glukosa dan sedikit campuran lemak yang terlarut. Bagian dari sitoplasma yang langsung berada dibawah membran sel seringkali mengandung mikrofilamen-mikrofilamen yang terutama terdiri dari aktin fibrialle.
Inti Sel (Nucleus)
Inti sel merupakan pusat pengetur berbagai aktifitas sel. Nukleus mengandung DNA dalam jumlah yang besar yang disebut Gen. Gen yang terdapat pada kromosom berfungsi untuk sintesa RNA yang mengatur karateristik dari protein yang diperlukan untuk berbagai aktifitas enzimatik serta mengatur reproduksi sel. Inti sel terdiri atas nukleolus, nukleoplasma dan membran inti sel. Continue Reading
Posted in Fisiologi Tubuh Manusia1 Comment
Fisiologi Kehamilan Pada Wanita

Kehamilan sangat mempengaruhi perubahan fisiologis dalam tubuh ibu secara keseluruhan yang pada hakekatnya terjadi pada semua organ terutama pada organ reproduksinya yang menjadi pusat perhatian selama masa kehamilan. Semua system tubuh ibu akan mengalami perubahan dari keadaan tidak hamil ke keadaan hamil yang secara umum disebut fisiologi maternal. Selain itu ibu juga harus menanggung beban yang sangat besar dalam hal ini adalah :
Proses Pemulihan dengan O2
Proses pemulihan sama pentingnya dengan proses selama latihan fisik. Pemulihan yang tidak sempurna akan menurunkan kinerja. konsep yang paling berkaitan adalah utang O2 (the oxigen Dept).
Hal-hal lain yang penting dalam proses pemulihan :
1. Pemulihan cadangan fosfagen otot
2. Pengisian mioglobin dengan O2
3. Pengisian cadangan glikogen otot
4. Pemusnahan asam laktat darah dan otot. Continue Reading
Posted in Fisiologi Tubuh Manusia, Terapi Latihan0 Comments
Sistem Metabolisme Aerobik
Posted on 01 April 2010. Tags: energi, membran sel, Metabolisme aerobik, potensi kemiosmotik, rantai transpor elektron, Respirasi aerobik
Energi yang dilepaskan dalam respirasi digunakan untuk mensintesis ATP untuk menyimpan energi ini. Energi yang tersimpan dalam ATP kemudian dapat digunakan untuk mendorong proses-proses yang membutuhkan energi, termasuk biosintesis, gerak atau pengangkutan molekul melintasi membran sel.
Respirasi aerobik memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi (ATP). Ini adalah metode yang disukai breakdown dari glikolisis piruvat dan mensyaratkan bahwa piruvat masukkan mitokondria agar dapat sepenuhnya teroksidasi oleh siklus Krebs. Continue Reading
Otot-otot Iliopsoas dan Adduktor femur
M. Iliopsoas
1. Otot : M. Iliacus
Origo : Fossa iliaca, spina iliaca anterior superior
Insertion : Trochanter minor dan labium medial linea aspera
Fungsi: Fleksi dan endorotasi pada hip
2. Otot : M. Psoas major
Origo : Permukaan lateral dari corpus vertebra Th12 – L4
Insertion : Trochanter minor
3. Otot : M. Psoas minor
Origo : Permukaan lateral dari corpus vertebra Th12 – L1
Insertion : Trochanter minor Continue Reading
Otot Permukaan Ventral Femur
1. Otot : M. Sartorius
Origo : Spina iliaca anterior superior
Insertion : Sisi medial tuberositas tibia
Fungsi: membantu fleksi dan abduksi dan Eksorotasi hip
4. Otot : M. Rectus femoris
Origo : Spina iliaca anterior inferior
Insertion : Tuberositas tibia
Fungsi: Fleksi hip, Ekstensi knee
5. Otot : M. Vastus medialis
Origo : Labium medial linea aspera
Insertion : Tuberositas tibia
Fungsi: Ekstensi knee
6. Otot : M. Vastus lateralis
Origo : Labium medial linea aspera
Insertion : Tuberositas tibia
Fungsi: Ekstensi knee
7. Otot : M. Vastus intermedialis
Origo : Lingkup ventral femur
Insertion : Tuberositas tibia
Fungsi: Ekstensi knee
Otot Coxae Bagian Dorsal

Otot coxae bagian dorsal
1. Otot : M. Gluteus maksimus
Origo : bagian dorsal os sacrum, facies dorsal os ilium
Insertion : Tuberositas glutea, tractus iliotibialis
Fungsi: Ekstensi hip, membantu abduksi, adduksi dan eksorotasi.
8. Otot : M. Gluteus medius
Origo : Ala ossis glutea, facies glutea
Insertion : Trochanter mayor
Fungsi: Abduksi hip, membantu endorotasi dan eksorotasi
9. Otot : M. Gluteus minimus
Origo : Ala ossis glutea, facies glutea
Insertion : Trochanter mayor
Fungsi: Abduksi hip, membantu endorotasi dan eksorotasi
10. Otot : M. Tensor fascia latae
Origo : Spina iliaca anterior superior
Insertion : Tractus iliotibialis
Fungsi: Membantu fleksi dan abduksi hip Continue Reading
Anatomi Otot-otot Larynx

1. Otot : M. Cricothyroideus (Pars recta: superficial, Pars oblique: profunda)
Nervi : R. externus nervi laryngei superioris dari N. vagus (X)
Origo : Permukaan luar arcus cartilaginis cricoideae
Insertio : Margo inferior lamina cartilaginis thyroideae
Fungsi : Menegangkan ligament vocalia dengan memiringkan cartilage cricoideae dengan sumbu transversal.
11. Otot : M. Cricoarytenoideus posterior
Nervi : N. laryngeus recurrens nervi vagi (X)
Origo : Permukaan posterior lamina cartilaginis cricoideaeInsertio : Proc. Muscularis cartilaginis arytenoideae

Fungsi : Membuka rima glottidis dengan memutar processus vocalis cartilaginis arytenoideae ke arah luar dengan sumbu longitudinal, serta dengan memiringkan cartilage arytenoideae ke samping
12. Otot : M. Cricoarytenoideus lateralis
Nervi : N. laryngeus recurrens nervi vagi (X)
Origo : Tepi lateral atas arcus cartilaginis cricoideae
Insertio : Proc. Muscularis cartilaginis arytenoideae
Fungsi : Menutup pars intermembranacea rimae glottidis dengan memutar cartilage arytenoideae kea rah dalam dengan sumbu longitudinal Continue Reading
Anatomi Otot-Otot Pengunyah
Perjalanan M. masseter dari arcus zygomaticus ka angulus mandibulae dapat dipalpasi dengan mudah melalui kulit. Pada saat merapatkan gigi, M. temporalis dapat diraba di fossa temporalis. M. Pterygoideus medialis berinsertio pada permukaan dalam angulus mandibulae. M. pterygoideus lateralis berjalan kea rah dalam dari articulatio temporomandibularis.
1. Otot : M. Temporalis
Nervus : Nn. Temporales profundi (N. mandibularis (V/3)
Origo : Os temporal di bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia temporalis
Insertio : Apex dan permukaan medial proc. Coronoideuss mandibulae
Fungsi : Serabut anterior menutup mulut, serabut posterior menarik mandibula
13. Otot : M. masseter
Nervus : N. massetericus (N. mandibularis (V/3)
Origo :
- Pars superficialis: 2/3 anterior margo inferior arcus zygomaticus
- Pars profunda: sepertiga posterior permukaan dalam arcus zygomaticus
Insertio :
- Pars superficialis : angulus mandibulae, tuberositas masseterica
- Pars profunda : margo inferior madibulae
Fungsi : menutup mulut
14. Otot : M. Pterygoideus medialis
Nervus : N. pterygoideus medialis (N. mandibularis (V/3)
Origo : Fossa pterygoidea, permukaan medial lamina lateralis proc. Pyramidalis ossis palatini
Insertio : Margo inferior mandibulae, tuberositas pterygoidea
Fungsi : menutup mulut
15. Otot : M. Pterygoideus lateralis
Nervus : N. Pterygoideus lateralis (N. mandibularis (V/3)
Origo :
- Caput superius : permukaan luar lamina lateralis proc. Pterygoidei, tuber maxillae (accessorius)
- Caput inferius : Facies temporalis alae majoris ossis sphenoidalis
Insertio :
- Caput superius : discus et capsula articulationis temporamandibularis
- Caput inferius : Fovea pterygoidea proc. Condylaris mandibulae
Fungsi :
- Caput inferius: menarik mandibula kearah dalam
Jaringan lunak pada regio kepala dan wajah

1. Otot kulit kepala
m. Occipitofrontalis, venter occipitalis O. Linea nuchae superior. Sedangkan venter frontalis. O, Kulit dan fascia superfisialis alis mata. I. Pada Aponeurosis epicranialis. Inn. N facialis. Fungsi menggerakkan kulit kepala dan alis mata.
2. Otot ekspresi wajah
Nama otot Origo Insertio Fungsi
m. Orbicularis oculi Lig. Palpebra medial Membuat lengkungan, kembali lagi ke origo Melipat-lipat kulit sekitar orbita,untuk melindungi bola mata.
m.Corrugator supercilii Arcus Superciliaris Kulit alis mata Kerutan vertikal dahi
m. Compressor nasi Proc. Frontalis mandibula Aponeurosis pangkal hidung Menekan tulang rawan nasal yang mobil.
m.Dilator naris Maxilla Ala nasi Melebarkan apertura nasi
m. Procerus Os nasale Kulit diantara alis mata Mengerutkan kulit hidung
m. Orbicularis oris Maxilla, mandibula dan kulit mulut Melingkari orificium mulut Mengatupkan
1. Otot dilator bibir
a. m. Levator labii superioris aleque nasi
b. m. Levator labii superioris
c. m. Zygomaticus minor
d. m. Zygomaticus major
e. m. Levator anguli oris
f. m. Risorius
g. m. Depressor anguli oris
h. m. Depressor labii inferioris
i. m. Mentalis
Kesembilan otot tersebut diatas berorigo dari tulang-tulang di fascia di sekeliling lubang mulut dan berinsertio dan berinsertio pada substansi bibir. Inn. N. facialis. Fungsi unutuk membuka bibir
j. m. Buccinacor O. Permukaan luar margo alveolar maxilla dan mandibula. Lig. Pterygomandibularis. Inn. n. facialis fungsi menekan pipi dan bibir pada gigi.
1. Otot pengunyah
Otot/saraf Origo Insertio Fungsi
M. Masseter
Inn, Divisi mandibular Arcus Zygomaticus Facies lateralis ramus mandibula Mengangkat mandibula untuk
M. Temporalis
Inn, Divisi mandibular Dasar fossa temporalis Proc. Coronoidues Mandibula Serat anterior mengangkat mandibula, Serat posterior, mengembalikan posisi mandibula.
M. Pterygoideus lateralis
Inn, Divisi mandibular Ala major os sfenoidalis dan lamina lateralis proc. pterygoidei Collum mandibulae dan discus articularis Menarik collum mandibula kedepan
Struktur jaringan keras pembentuk regio cranium
Tengkorak dibentuk oleh beberapa tulang picak yang bentuknya melengkung, satu sama lain dan berhubungan erat sekali. Tengkorak terdiri atas dua bagian yaitu : tengkorak otak dan tengkorak wajah.
1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
a. Os frontal (tulang dahi)
b. Os parietal (tulang ubun-ubun)
c. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)
2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :
a. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak dan
berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.
Palpasi Jaringan Keras Pada Ekstremitas Superior Regio Writs dan Hand
Untuk memulai palpasi writs dan hand, thumb pemeriksa diatas processus styloideus radii pasien (bagian proksimal thumb) dan index serta middle finger pemeriksa diatas processus styloideus ulna (bagian proksimal jari kelingking). Dibagian peninggian tulang yang merupakan dasar dari referensi bentuk pada regio carpal. Dari titik itu palpasi dilanjutkan pada garis linear kearah tulang dan struktur jaringan lunak di hand. Tulang-tulang di writs disusun oleh 8 tulang carpal yang terdiri dari bagian proksimal dan bagian distal. Bagian proksimal terdiri dari scapoid, lunatum, triquetrum, dan pisiform. Sedangkan bagian distal terdiri dari trapezium, trapezoid, capitatum dan hamatum.
1) Processus styloideus radii
Bentuknya di lateral hand, pada posisi anatomi (palmar menghadap keanterior) . Seperti pada saat palpasi diujung distal, tandai sesuatu yang kecil ditepi sulcus yang dapat dirasakan sepanjang sudut lateral. Dari situ, palpasi panjangnya processus styloideus, dan dilanjutkan ke shaf radial hingga tidak teraba lagi karena ditutupi oleh jaringan lunak kira-kira pada pertengahan forearm. Kemudian ulangi pada titik di peninggian processus styloideus radii, yang terletak hanya di bagian proksimal carpal joint.
Palpasi Jaringan Keras Pada Ekstremitas Superior Regio Elbow
Berdirilah disamping pasien dan peganglah anterior lateral arm pasien. Tangan disekeliling biceps, Abduksi dan ekstensikan arm hingga processus olecranon lebih jelas terlihat. Fleksi elbow kira-kira 90 .
1) Epicondylus Medial
Terletak di atas sisi medial dari ujung distal humerus. Ini lebih besar dan berada dibwawh kulit, bentuk tulangnya tampak keluar dari jaringan disekitarnya.
2) Margo Supracondylar Medialis
Gerakan keatas pada pada garis yang tampak dari epicondylus dan palpasi ujung tulang yang pendek. Sekalipun ini ditutup origo otot fleksor yang tebal sehingga tidak terlampau jelas. Pada saat menyusuri garis, periksalah tonjolan sepanjang permukaan tersebut. Kadang-kadang suatu proses perkembangan tulang kecil pada garis supracondylar medial. Continue Reading
Posted in Anatomi Manusia0 Comments
Palpasi Jaringan Keras Pada Ekstremitas Superior Regio Shoulder
Jaringan Keras
a. Regio Shoulder :
Pasien duduk dengan dengan pemeriksa dibelakangnya : letakkan tangan diatas deltoid dan acromion. Pertama pegang daerah pemeriksaan dengan mantap sehingga menimbulkan rasa aman bagi pasien.
1) Sudut Suprasternal
Gerakkan tangan kemedial dari posisi posisi awal diatas deltoid dan acromion sehingga sudut sternal dapat dirasakan.
2) Sternoclavicular joint
Sendi ini tepat berada disebelah lateral sudut suprasternal dan dapat dipalpasi secara bilateral.
3) Clavicula
Bergeraklah kelateral dari sternoclavicular joint dengan tetap mempalpasi secara meluncur dengan halus ke permukaan anterior dan superior dari clavicula.
Anatomi Otot-otot Pharynx
Otot pharynx dibagi menjadi otot-otot konstriktor pharynx (Mm. constrictors pharyngis superior, medius dan inferior) dan otot-otot levator pharynx (M. styopharyngeus, M. salpingopharyngeus and M. palatopharyngeus).
a Konstriktor pharynx
1. Otot : M.constrictor pharyngis superior
• Nervus : Rr. Pharyngeales nervi glossopharyngei [IX] (= Plexus pharyngeus)
• Origo :
- Pars pterygopharygea : margo posterior laminae Proc. Pterygoidei, Hamulus ossis pterygoidei
- Pars buccopharyngea : Raphe pterygomandibularis
- Pars mylopharyngea : Linea mylohyoidea mandibulae
- Pars glossopharyngea : M. transverses linguae
• Insertio : Membrana pharyngobasilaris, sepertiga superior Raphe pharyngis
• Fungsi : Konstriksi pharyx, memisahkan mesopharynx (bersama dengan M. palatopharyngeus), memperlancar transpor makanan ke dalam oesophagus dengan kontraksi menyerupai-gelombang (gelombang peristaltik)
Anatomi Otot
Anatomi hewan juga disebut sebagai anatomi perbandingan atau morfologi hewan jika mempelajari struktur berbagai hewan, dan disebut anatomi khusus jika hanya mempelajari satu jenis hewan saja. Anatomi manusia Gambaran anatomi dari tahun 1728 Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus adalah yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis (Wikipedia, 2009).
Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar menguasai bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di bagian tertentu seperti otak atau bagian dalam. Anatomi topografi harus dipelajari dengan pembedahan dan pemeriksaan berulang kali pada tubuh manusia yang telah meninggal (Wikipedia, 2009).
Anatomi Otot-Otot Palatum
1. M. Levator veli palatini
Persarafan : Rr pharingeales dari N. glossopharyngeus (IX)
Origo : Permukaan inferior pars petrosa ossis temporalis, cartilago tubae auditivae
Insertio : Aponeurosis palatina
Fungsi : Menegangkan dan mengangkat palatum molle, melebarkan lumen tuba auditiva
2. M. Tensor veli palatini (mengelilingi hamulus ossis pterygoidei sebagai hypomochlion)
Persarafan : N. musculi tensoris veli palatini dari N. mandibularis (V/3)
Origo : Fossa scaphoidea di bassis lamina medialis Proc pterygoidei, spina ossis sphenoidalis, bagian membranosa tuba auditiva
Insertio : Aponeurosis palatina
Fungsi : Menegangkan dan mengangkat palatum molle, melebarkan lumen tuba auditiva
3. Otot : M. Palatoglossus
Nervus : Glossopharyngeus (IX)
Origo : Aponeurosis palatine
Insertio : Memasuki otot-otot internal lidah, khususnya M. transverses linguae
Fungsi : Menurungkan palatum molle, mengangkat pangkal lidah untuk menyempitkan pharynx
4. Otot : M. Uvulae (otot soliter)
Nervus : Rr. Pharyngealis dari N. glossopharyngeus (IX) dan N. vagus (X)
Origo : Aponeurosis linguae
Insertio : Stroma uvula
Fungsi : Memendekkan dan dan menebalkan uvula
Posted in Anatomi Manusia0 Comments
Struktur Jaringan Lunak Pembentuk Ekstremitas Superior Part 5
OTOT-OTOT DALAM DORSAL LENGAN BAWAH
1. Otot : M. Abduktor Policis Longus
Persarafan : N. Radialis
Origo : Facies posterior ulna, membrana interossea, facies posterior radii
Insertio : Basis ossis metacarpi I
Fungsi :
- Sendi radioulnal : Supinasi
- Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi kearah radial
- Sendi pelana ibu jari : ekstensi
2. Otot : M. Ekstensor Policis brevis
Persarafan : N. Radialis
Origo : Facies posterior radii, membrana interossea
Insertio : Basis phalanx ibu jari
Fungsi :
- Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi kearah radial
- Sendi pelana ibu jari : abduksi, reposisi
- Sendi dasar ibu jari : Ekstensi
OTOT-OTOT HYPOTHENAR
1. Otot : M. Palmaris Brevis
Persarafan : N. Ulnaris
Origo : Tepi medial aponeurosis palmaris
Insertio : Kulit Hypothenar
Fungsi : Meregangkan kulit bagian hypothenar
2. Otot : M. Abduktor Digiti minimi
Persarafan : N. Ulnaris
Origo : Os pisiforme, Ligamen Pisohamatum, retinakulum musculorum fleksorum
Insertio : Aponeurosis dorsalis jari ke 5
Fungsi :
- Sendi carpometacarpal (V) : Oposisi
- Sendi dasar jari (V) : Abduksi
- Sendi jari tangan (V) : ekstensi
3. Otot : M. Fleksor Digitiminimi Brevis
Persarafan : N. Ulnaris
Origo : retinakulum musculorum fleksorum, Hamulus ossis hamati
Insertio : Basis phalanx proksimalis jari ke 5
Fungsi :
- Sendi carpometacarpal (V) : Oposisi
- Sendi dasar jari (V) : Fleksi, Abduksi
- Sendi jari tangan (V) : ekstensi
4. Otot : M. Opponen Digitiminimi
Persarafan : N. Ulnaris
Origo : retinakulum musculorum fleksorum, Hamulus ossis hamati
Insertio : Permukaan ulnar os metacarpi 5
Fungsi :
- Sendi carpometacarpal (V) : Oposisi
OTOT-OTOT THENAR
1. Otot : M. Abductor policis brevis
Persarafan : N. Medianus
Origo : retinakulum musculorum fleksorum, Tuberositas ossis scaphoidea
Insertio : Ossa sesamoidea radial sendi dasar ibu jari
Fungsi :
2. Otot : M. Flexor policis brevis
Persarafan :
- Caput superfisialis : N. Medianus
- Caput profundus : N. Ulnaris
Origo :
- Caput superfisialis : Retinakulum musculorum fleksorum, Tuberositas ossis scaphoidea
- Caput profunda : Ossa capitatum, trapezium, trapezoideum, dan basis osis carpi I
Insertio : Ossa sesamoidea radial sendi dasar ibu jari/aponeurosis ibu jari
Fungsi :
- Sendi pelana ibu jari : Adduksi, Oposisi
- Sendi dasar ibu jari :Fleksi
3. Otot : M. Opponen policis
Persarafan :
- Caput superfisialis : N. Medianus dan N. Ulnaris
Origo :
- Caput superfisialis : Retinakulum musculorum fleksorum, tuberculum ossis trapezii
Insertio : Ossa sesamoidea ulnar sendi dasar ibu jari dan basis phalanx proksimal ibu jari
Fungsi :
- Sendi pelana ibu jari : Adduksi, Oposisi
- Sendi dasar ibu jari :Fleksi
4. Otot : M. Adduktor policis
Persarafan :
- Caput superfisialis : N. Medianus dan N. Ulnaris
Origo :
- Caput oblicum : Os Capitatum, basis ossis metacarpi II
- Caput transversum : Permukaan palmar Os metacarpi III
Insertio : Ossa sesamoidea ulnar sendi dasar ibu jari dan basis phalanx proksimal ibu jari
Fungsi :
- Sendi pelana ibu jari : Adduksi, Oposisi
- Sendi dasar ibu jari :Fleksi
Posted in Anatomi Manusia0 Comments
Anatomi Dinding Perut
Dinding perut dibentuk oleh otot-otot dimana sebelah atas dibatasi oleh angulus infrasternalis dan disebelah bawah dibatasi oleh crista iliaca, sulcus pubicus dan sulcus inguinalis.
Otot-otot dinding perut tersebut terdiri dari otot-otot dinding oerut bagian depan, bagian lateral dan bagian belakang.
1) Otot Rectus Abdominis
Terletak pada permukaan abdomen menutupi linea alba, bagian depan tertutup vagina dan bagian belakang terletak di atas kartilago costalis 6-8. Origo pada permukaan kartilago kostalis 5-7, processus xyphoideus dan ligamen xiphoideum. Serabut menuju tuberculum pubicum dan simpisis ossis pubis. Insertio pada ramus inferior ossis pubis. Fungsi dari otot ini untuk fleksi trunk, mengangkat pelvis.