Minggu, 04 September 2011

KEPEMIMPINAN ORGANISASI DALAM MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS

Tugas Individu

KEPEMIMPINAN ORGANISASI DALAM MANAJEMEN
KEBIDANAN KOMUNITAS




Di susun
Oleh
Suharni Supu
Nim : DD. 0902 045




JURUSAN KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN SYEKH YUSUF GOWA
MAKASSAR
2011



HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Kepemimpinan Organisasi dalam Manajemen Kebidanan Komunitas
Nama : Suharni Supu
NIM : DD. 09020 45
Jurusan : Kebidanan
Kampus : AKBID Syekh Yusuf Gowa Makassar


Makassar, September 2011

Menyetujui Mengetahui
Dosen penanggung jawab Yang bersangkutan


Hariz Sastrawinata Suharni Supu
Nip: 025012010190 Nim : DD. 0902 045





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas jurnal kepemimpinan organisasi dalam manajemen kebidanan komunitas ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelelesaikan tugas ini.
Dalam penyelesaian tugas jurnal ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangfun dari semua pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan tugas jurnal ini maupun maupun tugas-tugas selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca atau pengguna, khususnya bagi diri pribadi penuis, Amin.

Makassar, 5 September 2011
Penyusun


Suharni Supu
NIM: DD. 0902 045




DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
HALAMAN PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II TIJAUAN TEORI KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
B. Teori Kepemimpina
C. Gaya Kepemimpina
D. Pemimpin Yang Efektif
E. Pemimpin dan Kepemimpinan
BAB III TINJAUAN TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
A. Organisasi
B. Manajemen
BAB IV KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
A. Konsep Kebidanan Komunitas
B. Manajemen Kebidanan Komunitas
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlu dipikirkan bahwa memang dalam dinamika organisasi (non provit) seperti ini, tidak kala pentingnya ketika ada reorientasi sistem perekonomian global, yang mengakibatkan posisi tawar hingga tahun ini membuat ada banyak kepincangan dan kemandekan organisasi pemuda dan mahasiswa, baik secara internasional, nasional, maupun secara lokal untuk masuk dalam bisnis class. Bukan berarti posisi itu sulit untuk didapati (kecuali diperalat oleh orang lain).
Ada berbagai definisi manajemen yang dapat dijumpai diperpustakaan, salah satunya yaitu definisi klasifikasi Mary Parker Tollet ( dikutip dari Hellriegel dan Slocum,1992; Koontz dan Weirich, 1992; Winardi,1990) menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Henry Fayol 1908 mengemukakan fungsi2 manajemen meliputi proses planning, organizing, commanding, coordinating dan controlling. Sementara itu, Siagian(1992) menyebutkan ada sedikitnya 4 sudut pandang yang dapat dikupas dari definisi manajemen :
1. Penerapan teori manajemen harus tetap bersifat situasional, dimana “seni” menggerakkan orang lain untuk berperan disini.
2. Manajemen selalu berkaitan dengan organisasi dimana ada yang memimpin atau mengatur dan ada juga yang harus menjalankan kegiatan operasional.
3. Keberhasilan organisasi merupakan gabungan antara kemahiran manajerial pimpinan dan keterampilan teknik pelaksana.
4. Kelompok manajerial dan kelompok pelaksana secara operasional harus menyatu dalam berbagai tindakan nyata dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Istilah manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu pertama, manajemen sebagai suatu proses; kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen; dan ketiga, manajemen sebagai suatu “seni” (art) dan sebagai suatu “ilmu.”
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, kita kemukakan tiga buah definisi. Bila kita perhatikan ketiga definisi di atas, maka akan segera tampak bahwa ada tiga pokok penting dalam definisi-definisi tersebut, yaitu pertama adanya tujuan yang ingin dicapai; kedua tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain; ketiga, kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam arti singular (tunggal), disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggungjawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.
Apakah yang dimaksud dengan aktivitas manajemen itu?. Dengan aktivitas manajemen dimaksudkan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer. Pada umumnya, kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas manajer itu adalah planning, organizing, staffing, dan controlling. Ini sering pula disebut dengan istilah proses manajemen, fungsi-fungsi manajemen, bahkan ada yang menyebutnya unsur-unsur manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, merupakan pengertian yang klasik menyebutkan bahwa manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen itu adalah “seni”, golongan lain mengatakan bahwa manajemen adalah “ilmu.”
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.

BAB II
BAB II
TINJAUAN TEORI KEPEMIMPINAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Ada beberapa batasan tentang kepemimpinan , antara lain :
a. Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya ( Ordway Tead ).
b. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan ( Stogdill ).
c. Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ).
d. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu ( Paul Hersay, Ken Blanchard ).
Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan akan muncul apabila ada seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.
B. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa yang pernah dikemukakan, antara lain :
a. Teori orang besar atau teori bakat
Teori orang besar ( the great men theory ) atau teori bakat ( Trait theory ) ini adalah teori klasik dari kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat - bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir.
b. Teori situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi ( situasional theory ). Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
c. Teori Ekologi
Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari - hari sering ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat - bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam.
C. Gaya Kepemimpinan
Telah disebutkan bahwa gaya kepemimpinan tersebut dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang dengan orang lainnya tidak persis sama, maka gaya kepemimpinan ( leadership style ) yang diperlihatkanpun juga tidak sama.
Berbagai gaya kepemimpinan tersebut jika disederhanakan dapat dibedakan atas empat macam, yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Diktator
Pada gaya kepemimpinan diktator ( dictatorial leadership style ) ini upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutanserta ancaman hukuman. Tidak ada hubungan dengan bawahan, karena mereka dianggap hanya sebagai pelaksana dan pekerja saja.
b. Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada gaya kepemimpinan ini ( autocratic leadership style ) segala keputusan berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Pada dasarnya sifat yang dimiliki sama dengan gaya kepemimpinan dictator tetapi dalam bobot yang agak kurang.
c. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pada gaya kepemimpinan demokratis ( democratic leadership style ) ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dengan baik. Segi positif dari gaya kepemimpinan ini mendatangkan keuntungan antara lain: keputusan serta tindakan yang lebih obyektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedangkan kelemahannya : keputusan serta tindakan kadang - kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, serta keputusan yang dibuat terkadang bukan suatu keputusan yang terbaik.
d. Gaya Kepemimpinan Santai
Pada gaya kepemimpinan santai ( laissez - faire leadership style ) ini peranan pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan, jadi setiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatan masing - masing sesuai dengan kehendak masing - masing pula.
D. Pemimpin yang efektif
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat. Ada beberapa kepemimpinan yang efektif antara lain menurut :
a. Ruth M. Trapper (1989 ), membagi menjadi 6 komponen :

1. Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok. Memilih pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinan dan dalam bidang profesinya.
2. Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan sendiri serta kebutuhan orang lain.
3. Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
4. Mengerahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan
5. Mengambil tindakan

b. Hellander ( 1974 )
Dikatakan efektif bila pengikutnya melihat pemimpin sebagai seorang yang bersama - sama mengidentifikasi tujuan dan menentukan alternatif kegiatan.
c. Bennis ( Lancaster dan Lancaster, 1982 )
Mengidentifikasi empat kemampuan penting bagi seorang pemimpin, yaitu :
1. Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia ( hubungan antar manusia ).
2. Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
3. Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia, terutama dalam mempengaruhi orang lain.
4. Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan seseorang mengenal orang lain dengan baik.

d. Gibson ( Lancaster dan Lancaster,1982 )
Seorang pemimpin harus mempertimbangkan :
1. Kewaspadaan diri ( self awarness )
Kewaspadaan diri berarti menyadari bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain. Kadang seorang pemimpin merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya justru telah menghambatnya.
2. Karakteristik kelompok
Seorang pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi : norma, nilai - nilai kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi dan keakraban kelompok.
3. Karakteristik individu
Pemahaman tentang karakteristik individu juga sangat penting karena setiap individu unik dan masing - masing mempunyai kontribusi yang berbeda.
E. Pimpinan dan kepemimpinan
Manajer atau kepemimpinan adalah orang yang bertugas melakukan proses atau fungsi manajemen. Berdasarkan hierarki tugasnya pimpinan dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pimpinan tingkat pertama ( Lower Manager )
Adalah pimpinan yang langsung berhubungan dengan para pekerja yang menjalankan mesin peralatan atau memberikan pelayanan langsung pada konsumen. Pimpinan ini diutamakan memiliki proporsi peranan technical skill yang terbesar dan konseptual skill yang terkecil.
b. Pimpinan tingkat menengah ( Middle Manager )
Adalah pimpinan yang berada satu tingkat di atas Lower Manager. Pimpinan ini menjadi saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower Manager dan Top Manager , yakni pimpinan puncak ( di atas Middle Manager ) sehingga pimpinan ini diutamakan memiliki kemampuan mengadakan hubungan antara keduanya. Konseptual skill adalah ketramp[ilan dalam penyusunan konsep - konsep, identifikasi, dan penggambaran hal - hal yang abstrak. Sedangkan techmnical skill adalah ketrampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik. Hubungan antara manusia merupakan ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan sesama manusia lain.
c. Pimpinan puncak ( Top Manager )
Pimpinan puncak adalah manajer yang menduduki kewenangan organisasi tertinggi dan sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan administrasi. Pimpinan ini memiliki proporsi peranan konseptual skill yang terbesar dan technical skill yang terkecil.
Tugas - tugas pimpinan :
a. Sebagai pengambil keputusan
b. Sebagai pemikul tanggung jawab
c. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual
d. Bekerja dengan atau melalui orang lain
e. Sebagai mediator, politikus, dan diplomat.
F. Peranan pemimpin terhadap kelompok:
a. Sebagai penghubung interpersonal, yaitu merupakan simbul suatu kelompok dalam melakukan tugas secara hukum dan sosial, mempunyai tanggung jawab dan memotivasi, mengatur tenaga dan mengadakan pengembangan serta merupakan penghubung jaringan kerja di luar kelompok.
b. Sebagai inovator atau pembaharu
c. Sebagai pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di lingkungan organisasi, menyebarluaskan informasi dari luar kepada bawahan dan mewakilikelompok sebagai pembicara.
d. Menghimpun kekuatan
e. Merangsang perdebatan masyarakat
f. Membuat kedudukan perawat di media massa
g. Memilih suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang tepat
h. Mempertahankan kegiatan
i. Memelihara formaf desentralisasi organisasi
j. Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik
k. Mempelajari pengalaman
l. Jangan menyerah tanpa mencoba.
BAB III
TINJAUAN TEORI
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
A.ORGANISASI
a.Pengertian Organisasi
Menurut Trewatha dan Newport organisasi dapt dinyatakan sebagai struktur social yang didesain guna mengordinasi kegiatan dua orang atau lebih, melalui suatu pembagian kerja dan hierarki dan otoritas, guna pencapaian tujuan umum tertentu. Sedangkan menurut Dr. H. R. Soedarto. W. W. Sp.OG organisasi adalah kumpulan individu membentuk golongan untuk mencapai sesuatu secara bersama-sama untuk mencapai manajemen ( Input, proses, output ) untuk bisa bekerja atau berjalan perlu aturan atau tata kerja, hubangan satu sama lain ( Cara koordinasi satu bagian dengan bagian yang lain ).
Contoh organisasi yang paling sempurna yaitu :
1. Fungsi-fungsi tubuh kita
2. Fungsi-fungsi alam kita
Sebuah organisasi mempunyai tujuan seiring berjalannya waktu. Organisasi juga mengalami perubahan sehingga mempengaruhi system, tujuan, visi, dan misi organisasi. Klinik bersalin atau tempat praktik bidan yang dipimpin dengan kegiatan memberi pelayanan kebidanan yang dilandasi oleh etik dan moral, keahlian, kewenangan, dan peningkatan mutu yang terus menerus.
Bidan juga akan terlibat dan berhubunagn dengan organisasi kemasyarakatan maupun organisasi profesi. Dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya bidan juga dapat merancang, membuat, mendirikan, serta mengelola organisasi sehingga pengetahuan bidan tentang organisasi dipandang perlu agar menjadi pengelola dan perancang organisasi yang baik.
Organisasi dapat diartikan dua macam yaitu dalam arti statis, organisasi disebut sebagai wadah atau tempat berlangsungnya kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam arti dinamis organisasi adalah suatu system atau kegiatan kelompok orang untuk mencapai tujaun tertentu.
Winardi mengatakan organisasi adalah “ wadah “ yang menyimpan dan menciptakan faedah. Karakteristik organisasi adalah organisasi bertindak sebagai wadah penyimpanan konsep, teknik, dan sumber atau data yang telah membuktikan produktivitasnya dimasa lampau.
Merupakan individu membentuk suatu golongan untuk mencapai sesuatu secara bersama-sama. Untuk mencapai perlu manajemen (input ,proses, output) untuk bisa bekerja atau berjalan perlu aturan atau tata kerja, hubungan satu sama lain secara kordinasi satu bagian dengan bagian yang lain. Dalam organisasi perlu kepemimpinan. Proses kerjasama dalam suatu organisasi dinamakan administrasi, orang yang memimpin proses tersebut adalah administrator.
Organisasi merupakan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang meliputi perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang meliputi SDM dan SDA. SDM dalam pengorganisasian dan manajemen mempunyai kemampuan berpikir lebih luas, menelusuri, kompherensif, sistemik dan penajaman.
b. Macam Organisasi
Organisasi dapat dibagi dalam :
a. Organisasi profesi yaitu badan yang akan menerima masukan dari pelanggan tentang output
b. Organisasi beretika yaitu menetukan standar sejauh mana tingkah laku dan
pengambilan keputusan yang dianggap baik atau buruk
c. Manfaat Organisasi
Organisasi memberi faedah dan manfaat ( Utilities ) kepada anggotanya. Faedah yang dihasilkan oleh organisasi berupa :
a. Faedah ekonomi, berupa barang dan jasa yang menjamin kebutuhan material manusia.
b. Faedah Politik, menjamin suatu keadaan yang stabil dalam masyarakat, situasi politik yang stabil dapat mencapai kemakmuran.
c. Faedah social, diperoleh melalui interaksi social, manusia adalah makhluk social, faedah yang diperlukan manusia karena manusia memerlukan adanya interaksi social.
d. Faedah waktu ( Utility 0f time ), faedah yang diperoleh karena waktu. Waktu seseorang bergabung dalam organisasi atau lamanya organisasi itu berdiri, contoh pemberian kredit.
e. Utility of Place, faedah karena tempat
f. Utility of Form, faedah karena bentuk
d. Organisasi sebagai Sebuah Sistem
Organisasi merupakan sebuah system, tempat terjadinya kerjasama sekelompok orang, penetapan tanggung jawab secara jelas, otoritas yang sesuai dengan tanggung jawab, kesatuan penugasan ( Unity of assignment ), rentang pengawasan, dan komunikasi. Pembagian kerja dan spesialisasi. Spesialisasi dipandang dari dua sudut pandang :
a. Dengan jalan membagi suatu pekerjaan dalam bagian yang kecil
b. Dengan memusatkan usaha individual pada aktifitas yang memenfaatkan
bakatnya semaksimal mungkin.
Penetapan tanggung jawabnya jelas. Setiap orang harus mengerti dengan baik tugasnya dan untuk apa ia bertanggung jawab, kepada siapa ia bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugasnya.
Otoritas sesuai dengan tanggung jawab. Penetapan tanggung jawab harus diikuti dengan otoritas yang cukup untuk melaksanakannya. Otoritas untuk membuat keputusan harus diberikan hingga bidang tempat masalah timbul dan kapan keputusan akan diterapkan.
Kesatuan Penugasan. Fungsi-fungsi yang serupa sebaiknya berhubungan erat didalam struktur yang ada, fungsi yang berhubungan dengan masing-masing posisi harus konsisten dan harus ada syarat-syarat yang cukup sama dengan keterampilan.
Rentang pengawasan. Seorang manajer diharapkan dapat mengawasi sejumlah bawahan ( dalam jumlah yang layak ). Hal yang mempengaruhi rentang pengawasan adalah perbedaan individual pada penyedia (supervisor ), ukuran dan pentingnya unit-unit bawahan, sifat aktifitas, mudah atau tidaknya komunikasi, usia organisasi yang bersangkutan, dan periode waktu.
Bidan sebagai manager dalam sebuah organisasi sebaiknya memahami bahwa tidak selamanya pekerjaan pelayanan kebidanan yang diberikan dalam orgainisasinya hanya membutuhkan tenaga bidan, namun sangat penting apabila bidan menyadari bahwa ia juga membutuhkan orang-orang yang ahli dalam bidang manajemen dan administrasi. Bidan harus benar-benar membedakan tugas administrasi dan tugas pelayanan kebidanan. Administrasi yang dimaksud dalam hal ini adalah yang terlibata dalam unsure manajemen, sementara bidan sendiri dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemberi pelayanan tetap melakukan pencatatan dan pelaporan atau pendokumentasian segala tindakan yang diberikan dalam asuhan kebidanan kepada klien sebagai bentuk pertanggung jawaban secara hokum.
e. Struktur Organisasi
1. Struktur Linier
Adalah struktur paling awal yang diciptakan oleh Henry Fayol mengingat setiap organisasi selalu berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab yang semuanya di arahkan untuk mencapai tujuan dan sesuai denfan kebutuhannya. Ciri-cirinya :
a. Mempunyai wewenang dan tanggung jawab secara langsung secara vertical yang dikaitkan dengan jabatan dan tugas tiap tingkatan
b. Bawahan hanya mempunyai satu atasan
c. Adanya kesatuan komando atau perintah
d. Tidak mempunyai tenaga staf penasehat
e. Cocok untuk organisasi kecil dan sederhana
2. Struktur Linie dan Staf
Ada staf ahli yang bertindak sebagai penasehat sesuai dengan bidangnya, memberikan pelayanan, dan bantuan terhadap pimpinan. Ciri struktur Linie ini adalah mempunyai beberapa tenaga staf penasehat ahli sesuai dengan bidang yang dibutuhkan.
3. Struktur Fungsional
Struktur ini menunjukkan bahwa masing-masing kepala unit dapat memberi komando kepada unit lain sesuai dengan bidang dan fungsinya. Disamping itu tiap unit bertugas sebagai penasehat dan pemberi bantuan, baik kepada pucuk pimpinan maupun kepada unit lain sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing.

B. MANAJEMEN
a. Pengertian
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha- usaha dari anggota organisasi dan dari sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan dan suatu proses yang melibatkan hubungan interpersonal dan teknologi, yang akan digunakan untuk mencapai seluruh atau setidaknya sebagian tujuan organisasi dengan menggunakan tenaga manusia yang ada serta sumber daya lain dan tekhnologi yang tersedia. Ilmu-ilmu manajemen dapat dipelajari dalam pendidikan formal, sebagai suatu dasar penting.
Manajemen dapat dikatakan sebagai suatu rentetan langkah yang terpadu yang mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat sosial, ekonomis, dan teknis. Sosial berarti menunjukan peran penting manusia dalam menggerakan seluruh sistem organisasi, ekonomi berarti kegiatan dalam sistem organisasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hakiki manusia, sedangkan teknis berarti dalam kegiatan ini digunakan alat dan cara tertentu secara sistematis.
Gaya manajemen yang banyak dianut adalah Total Quality Management (TQM). TQM adalah sistem manajemen yang dimulai dinegara jepang oleh seorang sarjana Amerika Dr.Deming ditahun 1950 yang diikuti oleh Juran pada tahun 1954. Teknik ini kemudian dimodifikasi diberbagai tempat oleh para ahli dan digunakan secara cermat sehingga berhasil dinegara jepang, dan baru belakangan juga diterapkan di Amerika Serikat.
TQM adalah sistem manajemen yang mengelola perusahaan dan kegiatannya dengan mengikutsertakan seluruh jajaran karyawan untuk berperan serta dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu disegala bidang demi kepuasan custumer.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien
.
b. Manajemen Varney
Pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan dikenal dengan manajemen Varney, yang menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh bidan dan perawat pada awal tahun1970’n proses ini memperkenalkan sebuah metode pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan, baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.
Proses manajemen menurut Varney ada 7 langkah yang berurutan, yang setiap langkahnya disempurnakan secara periodik, proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat di aplikasikan dalam situasi apapun.
Langkah manajemen Varney :
1. Pengumpulan data dasar
2. Interpretasi data dasar
3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
4. Identifikasi perlunya penanganan segera
5. Perencanaan asuhan komprehensif
6. Pelaksanaan rencana
7. Evaluasi


c. Macam-macam Manajemen
Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: pertama, manajemen sebagai proses, kedua manajemen sebagai kolektivitas, ketiga manajemen sebagai suatu seni (art) dan suatu ilmu.Hal-hal yang bersifat khusus yang menjadi kajian keilmuan manajemen antara lain adalah: perencanaan, organisasi, penyusunan, pengarahan, pengawasan, dan manajemen sumberdaya manusia. Macam-macam manajemen :
1. Manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Menurut Haiman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu dengan melalui kegiatan orang lain dan mengawasi uasaha-usaha individu untuk mencapai tujuan utama bersama. Selanjutnya menurut GR. Terry mengatakan bahwa manajeman adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. dari dua defenisi tersebut dapat disimplkan bahwa ada tiga pokok penting dalam defisi tersebut yaitu, pertama adanya tujuan yang ingin dicapai, kedua tujuan yang dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain, dan ketiga kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi.
2. Manajeman sebagai kolektivitas, orang-orang yang melakukan aktivitas manajeman. Jadi setiap orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajeman. Dalam arti tunggal disebut manejer. Manejer adalah pejabat yan bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivtas manajemen agar tujuan unit pimpinannya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.
3. Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu, manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajeman sebagi ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, kejadian-kejadian, kedaan-keadaan. Jadi memberikan penjelasan-penjelasan.
d. Unsur manajemen
1. SDM
2. Uang
3. Tata cara, prosedur
4. Alat-alat, mesin
5. Market (pasar, pelanggan, pembeli, pasien)
6. Material bahan dasar
7. Informasi
e. Prinsip manajemen dalam pelayanan kebidanan
1. Kepatuhan terhadap hokum
2. Etika dan kode etik profesi
3. Profesionalisme dan keahlian
4. Orientasi pelayanan
5. Kesinambungan usaha
6. Sinergi dan kerjasama
7. Pengembangan bertahap
8. Bisnis adalah bisnis
f. Kegiatan manajemen mutu
Pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi dimulai dengan standar etika manajerial yang tinggi pula, manajemen mutu meliputi kegiatan :
1. Sistem untuk memberlakukan standar profesional, baik dari sudut tingkah laku, organisasi serta penilaian kegiatan sehari-hari.
2. Sistem pengamatan agar pelayanan selalu diberikan sesuai standar dan deteksi bila terdapat penyimpangan
3. Sistem untuk senantiasa menunjang berlakunya standar profesional
Kegiatan manajemen meliputi : planning, organizing, staffing, directing, dan controlling (pengawasan).

BAB IV
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS

a. Konsep Kebidanan Komunitas
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya. Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
b. Manajemen Kebidanan Komunitas
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti.
1. Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak.
2. Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di komunitas. Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang :
a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita
c. Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya
d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat
Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.
3. Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi
4. Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul
5. Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.
6. Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
7. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.

1. Konsep dan sasaran kebidanan komunitas
Konsep dan sasaran kebidanan komunitas yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Komunitas merupakan kumpulan orang yang berada dalam suatu lingkungan tertentu sehingga sasaran kebidanan komunitas memepertimbangkan masyarakat.
2. Masalah kebidanan komunitas
3. Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dari masyarakat Pendekatan asuhan kebidanan pada individu, keluarga, kelompok yang melibatkan partisipasi masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada Partisipasi masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang ada akan mendukung dalam asuhan kebidanan
4. Strategi pelayanan kebidanan komunitas Strategi pelayanan kebidanan komunitas dengan pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat yang melibatkan lintas program & lintas sektoral. Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dimana dalam pelaksanaannya edukatif sangat diperlukan. Menurut Permenkes no 149 tahun 2010 pasal 10 dinyatakan bahwa salah satu bentuk pelayanan adalah penyuluhan dan konseling
5. Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas yang mencakup bayi dan wanita sepanjang siklus kehidupannya sebagai individu bagian dari masyarakat Berdasarkan Permenkes no 149 tahun 2010 pasal 8 dinyatakan bahwa bidan memnerikan pelayanan kebidanan, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pasal 13 menyatakan bawa bidan melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan bayi.
6. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dan masyarakat Upaya peningkatan & pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi dalam keluarga dan masyarakat Permenkes no 149 tahun 2010 pasal 9 menyatakan bahwa pelayanan kebidanan diberikan kepada ibu (pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dan masa menyusui) dan bayi baru lahir normal sampai umur 28 hari.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi dengan menggunakan sistem pendekatan resiko (SPR) Bidan mempunyai keterbatasan dalam melakukan tugasnya terutama bidan desa dengan wilayah yang cukup luas. Bidan dapat melibatkan mitranya yaitu kader dan dukun terlatih untuk mendeteksi kelainan secara dini dengan menggunakan SPR. sehingga penanganan dapat dilakukan lebih awal untuk menghindari adanya komplikasi.
8. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak Sistem pelayanan kebidanan ibu dan bayi, kesehatan reproduksi perempuan dan kesehatan masyarakat Permenkes no 149 tahun 2010 pasal 8 bahwa bidan berwenang dalam memberikan pelayanan kebidanan ibu dan bayi, kesehatan reproduksi perempuan dan kesehatan masyarakat

PENGETAHUAN TAMBAHAN

1. Kepemimpinan untuk semua (Kesuma) kepemimpinan dan manajerial dalam praktik bidan Bidan mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi & manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas (permenkes 149 pasal 8)
a) Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan
b) Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di masyarakat
c) Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat
d) Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif luas dan kritis.
e) Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan praktik kebidanan.
2. Pemasaran sosial Pemasaran sosial dan manajemen kewirausahaan dalam praktik kebidanan
a) Mempromosikan dan mempertahankan peran profesional bidan dalam bidang manajerial yang menguntungkan konsumen dan provider dimasyarkat
b) Menggunakan dan mengelola berbagai sumber daya secara efektif dan efisien dalam pelayanan kebidanan di masyakat.
c) Peran Serta Masyarakat Menggerakakkan Peran serta Masyarakat dalam memandirikan masyarakat untuk hidup sehat Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan bayi (permenkes 149 psl 13)
d) Audit Maternal dan perinatal
e) Perilaku kesehatan Masyarakat Perilaku Kesehatan di Masyarakat yang berhubungan dengan aspek sosial, emosional dan budaya dan berpengaruh terhadap status kesehatan ibu, bayi dan keluarga. Pelayanan kebidanan didasarkan pada keyakinan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang fisiologis. Bidan meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi dan keluarga dengan mendukung aspek sosial, emosional, budaya dan aspek fisik. (model asuhan kebidanan) untuk itu bidan perlu memperhatikan prilaku kesehatan yang ada dimasyarakat baik yang mendukung aupun yang dapat merugikan kesehatan ibu dan bayi.
f) Program program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak - Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (permenkes 149 ps 17)
Dukungan, penyebarluasan, pelaksanaanProgram-program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak (Safe Motherhood, Making Pregnancy Safer, Visi Indonesia Sehat,dan Desa Siaga )
g) Sistem pendekatan Risiko Bidan perlu menguasai sistem pendekatan risiko untuk mengantisipasi/mengambil tindakan cepat dan tepat dalam mengatasi masalah 4 terlambat yang sering terjadi di masyakat
h) Sistem rujukan dimasyarakat “ Bidan melakukan deteksi dini, penanganan kegawat-daruratan dan rujukan terhadap kasus kebidanan yang bermasalah sesuai dengan kewenangan dan menjunjung tinggi tanggung jawab secara profesional, hukum, etik dan moral di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.” (definisi bidan, tugas dan fungsi bidan)

KETERAMPILAN DASAR

1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di masyarakat. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, bersalin, laktasi, neonatus bayi balita dan KB di masyarakat sesuai dengan kewenangan Kewenangan bidan dalam melakukan pelayanan kebidanan dan pengelolaannya diatur sesuai perundang-undangan yang berlaku (saat ini berlaku Permenkes 149/2010)
2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak. Mengidentifikasi status kesehatan reproduksi perempuan sepanjang siklus kehidupannya dan kesehatan bayi di masyarakat Sesuai permenkes 149/2010 pasal 8 b dan c bahwa bidan berwenang memberikan (b) pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan (c) pelayanan kesehatan masyarakat. Pasal 9 ayat 3 bayi yang dimaksud adalah bayi baru lahir normal sampai usia 28 hari
3 Melakukan pertolongan persalinan di rumah dan polindes.
3. Melakukan pertolongan persalinan normal di rumah dan polindes sesuai dengan standar Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi dan standar operasional prosedur.(Pasal 1 Permenkes 149/2010). Dalam melaksanakan praktik, bidan berkewajiban untk mematuhi standar ( pasal 18 permenkes 149/2010). Bidan harus melaksanakan tindakan sesuai dengan standar, dimanapun dia melaksanakan pelayanan kebidanan, termasuk di masyarakat.
4. Mengelola pondok bersalin desa (polindes). Mengelola pondok bersalin desa dan desa siaga Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Pasal 17 Permenkes 149/2010). Desa siaga merupakan program pemerintah dan bidan adalah salah satu ujung tombak dalam pelaksanaan desa siaga.
5. Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi bayi dan balita. Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas, menyusui, dan bayi. Kunjungan rumah merupakan slah satu pelayanan dalam kebidanan komunitas yang dapat sekaligus melakukan deteksi dini apabila terjadi kelainan. Menurut permenkes 149/2010 kewenangan bidan hanya pada ibu dan bayi. (balita tidak disebutkan)
6. Melakukan penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.
7. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan di masyarakat serta melakukan deteksi dini dan merujuk bila ada yang di luar kewenangan antara lain, Infeksi Menular Seksual (IMS), penyalahgunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya Pasal 13 b dan c Permenkes 149/2010 bahwa : (b) melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas, (c) melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan Infeksi Menular Seksual (IMS), penyalahgunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya
8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara sistematis dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan Pasal 18 Permenkes 149/2010 bahwa dalam melaksanakan praktik bidan berkewajiban untuk: (f) melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara sistematis dan (h) melakukan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk pelaporan dan kelahiran

KETERAMPILAN TAMBAHAN

1 Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWSKIA
• Upaya menurunkan AKI di Indonesia dapat dilakukan dengan melakukan deteksi dini terhadap ibu hamil, bersalin yang beresiko.
2 Melakukan pelatihan dan pembinaan dukun bayi
3 Mengelola dan memberikan obat-obatan sesuai dengan kewenangannya.
4 Menggunakan teknologi kebidanan tepat guna
• Bidan dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai bidang tugasnya. (permenkes 149 psl 18 (2))
















BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam pelayanan maternal dan perinatal, sehingga bidan dituntut untuk memiliki keterampilan yang lebih baik disertai dengan kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan pihak yang terkait dalam persoalan kesehatan reproduksi di masyarakat.
Dengan adanya standar asuhan kebidanan yang dapat dibandingkan dengan pelayanan yang diperoleh, akan lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan.
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Standar asuhan kebidanan berguna bagi para bidan dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang berkualitas, sekaligus dapat melindungi masyarakat karena proses dan hasil asuhan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan dikenal dengan manajemen Varney, yang menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah.


B. SARAN
Menyikapi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
NomorHK.02.02/Menkes/149/1/2010 berkaitan dengan kompetensi ke-8 bidan di dalam Standar Profesi Bidan Indonesia, pada dasarnya kompetensi bidan terkait dengan kebidanan komunitas sudah tercantum dapal Permenkes ini. Namun ada beberapa yang kurang adanya kesinambungan antara kompetensi, peran dan fungsi bidan dengan Permenkes ini. Adapun hal-hal tersebut diantaranya adalah :
a) Dalam permenkes tertulis bahwa pelayanan kebidanan meliputi pelayanan kepada ibu dan bayi (28 hari) dengan kasus normal. Pada kenyataannya, posyandu merupakan salah satu tugas bidan dimana kegiatan yang dilakukan pada saat posyandu diantaranya adalah imunisasi baik pada bayi ataupun boster, pemantauan tumbuh kembang balita, pemberian makanan tambahan dan lain-lain. Kegiatan tersebut lebih banyak dilakukan pada balita sehingga seharusnya di Permenkes di jelaskan secara tertulis bahwa pelayanan kebidanan diberikan kepada ibu, bayi dan balita.
b) Pada keterampilan dasar dinyatakan bahwa bidan mempunyai kewenangan dalam melakukan pengelolaan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di masyarakat. Pada Permenkes dinyatakan bahwa bidan boleh memasang AKDR di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dengan supervisi dokter. Disini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Apabila semua pelayanan AKDR harus di tempat pelayanan pemerrintah dan diawasi oleh dokter, bagaimana dengan polindes yang dikelola oleh bidan di desa (dengan peraturan tersebut maka hal ini tidak diperbolehkan). Yang kedua apakah dokter umum sudah mendapatkan standarisasi tentang pemasangan AKDR, karena selama ini bidanlah yang dapat dikatakan lebih berkompeten dalam hal ini. Yang ketiga jika ada klien yang datang ke puskesmas dan doktersedang tidak ada ditempat, artinya pasien tidak jadi menggunakan AKDR. Hal yang paling ditakutkan atas peraturan ini adalah adanya laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol sehingga dapat menimbulkan dampak negative kesemua sector. Peraturan ini juga bertentangan terhadap beberapa program pemerintah yang telah dilaksanakan misalnya desa siaga.
c) Dalam kompetensi ke 8 bidan di komunitas dikatakan bahwa bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi. Asuhan dapat dikatakan bermutu tinggi apabila telah memenuhi standar pelayanan yang bermutu tinggi, tetapi sampai saat ini belum ada standar penilaian mutu pelayanan bidan di masyarakat sehingga tidak dapat dikatakan pelayanan yang dilakukan bermutu tinggi atau tidak.
d) Masing- masing dari enam (6) point dalam pengetahuan tambahan sebaiknya menjadi pengetahuan dasar begitu juga empat (4) point dalam keterampilan tambahan menjadi keterampilan dasar karena bagian ini sangat aplikatif dan penting untuk diketahui oleh seorang bidan yang bekerja di komunitas.
e) Menggunakan teknologi tepat guna di pelayanan komunitas harus lebih terperinci secara jelas untuk menghindari salah persepsi.
f) Pemakaian istilah pengetahuan tambahan dan keterampilan tambahan kurang tepat karena akan dipersepsikan sebagai pengetahuan dan keterampilan yang tidak harus dimiliki seorang bidan, tetapi sekadar pengetahuan tambahan saja.
g) Kompetensi bidan dikomunitas tidak hanya melaksanakan pelayanan – pelayanan kebidanan yang termasuk dalam kompetensinya saja tetapi juga seharusnya bidan melaksanakan mengkaji karakteristik, kebudayaan dalam masyarakat dan faktor – faktor kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan masyarakatnya.
h) Dalam keterampilan dasar bidan di masyarakat dikatakan bahwa bidan melakukan pertolongan persalinan di rumah. Seharusnya diperjelas lagi kata – kata tersebut dengan mengganti melakukan dengan kata mengelola sehingga bidan tidak hanya melakukan pertolongan persalinan di rumah saja tetapi sebelum dan sesudahnya juga bidan mengidentifikasi keadaan ibu dan bayi serta keluarga.







DAFTAR PUSTAKA
Walsh VL. Buku ajar kebidanan komunitas, Jakarta: EGC; 2008.
Kadra. Kebidanan komunitas. 2009 (diunduh tanggal 1 september 2011). Tersedia dari: http://kandrawilko.blogspot.com/2009/01/kebidanan-komunitas.html
Simatupang,erna juliana.Manajemen Pelayanan Kebidanan.Jakarta:
Djoko Wiyono ( 1997 ), Manajemen kepemimpinan dan organisasi kesehatan, Airlangga University Press, Surabaya.
Prayitno Subur ( 1997 ), Dasar - dasar administrasi kesehatan masyarakat, Airlangga, University Press, Surabaya.
http://atikgurubidan.blogspot.com
http://trip4nk.blogspot.com/2010/04/disiplin-ilmu-yang-terkait-dgn-ilmu.html












Kamis, 01 September 2011

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

STRUKTUR ORGANISASI

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, maka berdasarkan Peraturan Daerah Enrekang Nomor 06 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Enrekang maka RSUD Massenrempulu sebagai salah satu lembaga teknis mempunyai struktur/perangkat organisasi yang digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

Adapun Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural RSUD Massenrempulu akan diuraikan sebagai berikut :

a) Direktur
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu mempunyai Tugas Pokok : Membantu Bupati dalam pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kabupaten Enrekang.

Dalam menyelenggarakan tugas, Direktur RSUD Massenrempulu mempunyai fungsi sebagai berikut ;

 Perumusan kebijakan RSUD Massenrempulu
 Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit Umum
 Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan
 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, program dan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu.

b) Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai Tugas Pokok:Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantor Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu Kabupaten Enrekang.
Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Penyusunan kebijakan bidang teknis administrasi perencanaan, adminstrasi umum dan kepegawaian serta adminstrasi keuangan dan asset Rumah Sakit Umum Massenrempulu;
 Pembinaan, pengkoordinasian , pengendalian, pengawasan program dan kegiatan bagian tata usaha;
 Peneyelnggaran evaluasi program dan kegiatan Bagian Tata Usaha

# Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas merencanakan, operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian.

Dalam menyelengarajkan tugas Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai Fungsi :

 Pelaksanaan kebijakan teknis Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
 Pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ;
 Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi program dan kegiatan Umum dan Kepegawaian.

# Kepala Sub Bagian Keuangan dan Asset
Kepala Sub Bagian Keuangan dan Asset mempunyai tugas : Merencanakan operasionalisasi, memberi petunjuk, memberi tugas, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan urusan keuangan, kegiatan kebendaharawan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD dan Asset RSUD)

Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Sub Bagian Asset dan Keuangan mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan kebijakan teknis Sub Bagian Keuangan dan Asset;
 Pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian ; Keuangan dan Asset
 Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan dan evaluasi program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Asset;

# Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Kepala Sub bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi kerja, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan tugas dibidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

Dalam menyelenggarakan tugas, kepala sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas :

 Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas;
 Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas;
 Pembinaan, pengkoordinasikan, pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan ;

c) Bidang Pelayanan


Kepala Bidang Pelayanan
Kepala Bidang Pelayanan, mempunyai Tugas Pokok : Merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang pelayanan.

Dalam menyelenggarakan tugas, kepala bidang pelayanan mempunyai fungsi :

 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik;
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan;
 Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan non medik.

# Kepala Seksi Pelayanan Medik
Kepala Seksi Pelayanan Medik, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi medis di RSU Massenrempulu.

Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas :

 Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik ;
 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik;
 Pembinaan, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik.

# Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan
Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan , mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Pelayanan Keperawatan di RSUD Massenrempulu.

Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas :

 Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan;
 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan;
 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan.

# Kepala Seksi Perlengkapan Meik dan Non Medik
Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Medik dan Non Medik di RSUD Massenrempulu.

Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas :

 Penyusunan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik.

d) Bidang Penunjang

Kepala Bidang Penunjang
Kepala Bidang Penunjang, mempunyai Tugas Pokok : Merencanakan operasionalisasi , memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas bidang penunjang.

Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas:

 Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan diagnostik;
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan Prasarana;
 Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian instalasi.
 Penyusunan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik ;
 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik;
 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik..
 Penyusunan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana;
 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana;
 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana.
 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pengendalian Instalasi;
 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pengendalian Instalasi

Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas:

# Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik

Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik , mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Logistik dan Diagnostik di RSUD Massenrempulu.

Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik mempunyai tugas :

 Penyusunan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik ;
 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik;
 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik..

# Kepala Seksi sarana dan Prasarana

Kepala seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasiPerlengkapan sarana dan Prasarana di RSUD Massenrempulu.

Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas :

 Penyusunan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana;
 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana;
 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana.

# Kepala Seksi Pengendalian Instalasi

Kepala seksi Pengendalian Instalasi, mempunyai Tugas Pokok : Mempersiapkan, memperbaiki, dan memelihara sarana dan prasarana Instalasi RSU Massenrempulu Enrekang.

Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pengendalian Instalasi mempunyai tugas :

 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pengendalian Instalasi;
 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi Pengendalian Instalasi