MAKALAH OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI
PERDARAHAN POSPARTUM HAEMORAGFI
(PPH)
Oleh :
Koordinator Perkuliahan
ZULIA RAUDAH FATMAH, a.A.Md.Keb
PRODI D III KEBIDANAN
RANAH MINANG PADANG
2008/2009
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang mana makalah ini merupakan Tugas Mata Kuliah Obstetri dan Ginekologi mengenai Post Portum Haemoraghi (PPH).
Makalah yang penulis buat ini mudah-mudahan dapat menambah wawasan penulis
dan pembaca, serta dapat memenuhi tugas obstetri ginekoiogi yang diberikan dosen,
Penulis menyadari makalah ini banyak kekurangan dan belum sempuna serta memuaskan, Namun demikian penulis mengharapkan sekali kritik dan saran untuk kesempurnaan di masa mendatang.
Padang, 21 Oktober 2009
Penulis
BAB I
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perdarahan Pervaginam sering terjadi pada ibu hamil, tidak saja pada ibu hamil, perdarahan pervaginam juga terjadi saat pasca persalinan. Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah persalinan didefinisikan sebagai Post Partum Haemoraghi. Terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini;
• Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah. Akan berakibat fatal pada anemia,
• Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang- kadang hanya setengah dari sebenarnya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urin.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat pada dasarnya untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen. Dan
makalah ini juga bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang post partum haemorghi.
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah
1. Dapat menambah wawasan tentang Post Partum Haemoraghi
2. Mengetahui penanganan terhadap Post Partum Haemoraghi
BAB II
ISI
2.1 PERDARAHAN POST PARTUM HAEMORAGHI
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang trejadi dalam 24 jam setelah
persalinan berlangsung. Perdarahan post partum dibagi menjadi 2 :
1. Perdarahan Post Partum Primer
Perdarahan Post Partum Primer terjadi dalam 24 jam pertama
Penyebab utama perdarahan Post Partum Primer: Atonia uteri, retentio plasenta,
sisa plasenta dan robekan jalan lahir
2. Perdarahan Post Partum Sekunder
Perdarahan Post Partum Sekunder terjadi setelah 24 jam pertama Penyebab utama perdarahan Post Partum Sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau mebran.
Faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan post partum :
1. Grandemultipara
2. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
3. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan:
Pertolongan kala urin sebelum waktunya
Pertolongan persalinan oleh dukun
Persalinan dengan tindakan paksa
Persalinan dengan narkosa
(Sumber: Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG)
A. Perdarahan Pasca Persalinan Dini
1. Perdarahan banyak yang terus menerus setelah bayi lahir
2. Pucat, mungkin ada tanda-tanda shock, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat,
sefla ekstraminitas yang dingin, tampak keluar dari kemaluan terus menerus
3. Pemeriksaan obstetri mungkin kontraksi uterus lembek, uterus membesar, bila ada
atona rahim, bila kontraksi baik mungkin ada luka jalan lahir
4. Pemeriksaan dalam, dilakukan bila keadaan telah diperbaiki, dapat diketahui
kontraksi uterus, luka jalan lahir, sisa plasenta
5. Adanya riwayat. (sumber Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi).
B. Perdarahan Atonis
Kemungkinan perdarahan atonis timbul pada:
1. Bayi yang besar
2. Kehamilan kembar
3. Hydramnion
Pada ketiga diatas, atonia uteri disebabkan oleh:
• Grande Multipara
• Salutio Placenta
• Placenta Praevia
• Anestesi umum
• Partuslama
(sumber: Obstetri Patologi)
Gejala-gejala:
1. Perdarahan pervaginam
2. Kosistensi rahim lunak
3. Fundus uteri naik (kalau pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah atau
selaput janin)
4. Tanda-tanda shock
Perbedaan perdarahan atonis dengan perdarahan karena robekan cervik:
1. Perdarahan karena Atonia
• Kontraksi uterus lemah
• Darah berwarna merah tua karena berasal dari vena
2. Karena robekan cervix
• Kontraksi uterus kuat
• Darah berwarna merah muda karena berasal dari asteria Biasanya timbul setelah persalinan operati
(sumber: Obsteiri Patologi)
Sebab-sebab perdarahan post partum:
1. Pendarahan Atonis
2. Robekan cervix atau robekan vagina
3. Tertinggalnya bagian-bagian plasenta
4. Perdarahan karena coagulopathi
Sebab-sebabnya:
1. Plasenia belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam.
Menurut tingkat perlekatan dibagi menjadi:
PIasenta inkreta
Plasenta akreta
Plasenta perkreta
2. Plasenta sudab tepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan
menyebabkan perdarahan yang banyak
(sumber: Sinopsis Obstetri, R. Mochtar)
Inversio uteri terbagi atas 4 yaitu:
1. Inversio lnkomplet : Fundus uteri terbalik diluar sevik
2. Inversio Komplet : Seluruh uteri terbalik keluar, menonjol melalui cincin serviks
3. Inversio Paksa.: Inversio uteri yang ditimbukan dengan mendorong kordo atau
dengan menekan paksa plasenta secara muncul ketika uterus atonik
4. Inversio Spontan : Inversio uteri setelah tindakan spontan dan pasien seperti
mengejan, batuk atau peningkatan tekanan intra abdomen.
(sumber: Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan berlangsung. Menurut Winkiyo Sastro H (1966), perdarahan terutama perdarahan post partum masih merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dalam persalinan.
Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum, yaitu:
1. Jaga jangan sampai timbul shock
2. Penghentian perdarahan
3. Penggantian darah yang hilang
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Ode Manuaba, Ida Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, Jakarta; 1998
Bagian Obstetri dan ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung;
1984
Bari Saifudin, Abdul, buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta; 2002
Mochtar, Rustam, Mph. Sinopsis Obstetri, Jakarta; 1998
Pengurus besar kumpulan 06-gin Indonesia; standar pelayanan medik obstetri dan
ginekologi, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar