Selasa, 11 Oktober 2011

KTI

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji Akademi Kebidanan Palu Yayasan Pendidikan Cendrawasih


Nama : Suharni Supu
NIM :

Disetujui
Komisi Pembimbing



DRS. Pratama Bayu Santosa MS.i Buyandaya W, SST
Ketua Anggota


Diketahui
Akademi Kebidanan,


Nur Winarti, A.Md.Keb., SKM
Pjs, Direktur



Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji Akademi Kebidanan Palu Yayasan Pendidikan Cendrawasih

Nama : Suharni Supu
NIM : DD 09045

Disetujui
Komisi Pembimbing


DRS. Pratama Bayu Santosa MS.i
Ketua



Buyandaya W, SST Nur Winarti, A.Md.Keb., SKM
Anggota Anggota



Diketahui
Akademi Kebidanan,


Elsye Theresia Makagansa, SST
Direktur

AKADEMI KEBIDANAN SYEKH YUSUF GOWA MAKASSAR
Suharni supu . 2011. Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Memilih Bidan Sebagai Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Palu. Pembimbing : (1) Widya Pani (2) Nasrul

ABSTRAK
(xi + 33 halaman + 1 tabel + 2 lampiran)
AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran prilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Angka kematian ibu adalah jumlah kematian hamil + jumlah kematian ibu nifas per 100.000 kelahiran hidup. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas mabelopura palu.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan jumlah populasi dalam hal ini adalah semua ibu yang sementara hamil dalam bulan januari sampai juni 2011 yaitu 487 orang dan dengan jumlah sampel 39 dengan menggunakan metode consedutive sampling yaitu pengambilan data langsung dari unit sampliing yang ditemui sampai tercapai besar sampel yang dikehendaki. Adapun analisis yang digunakan dengan menggunakan rumus median.
Hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki pengetahuan yang baik dalam memilih pertolongan oleh bidan sebanyak 51,1% sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 48,9% dalam hal ini adalah ibu hamil sudah menunjukkan pengetahuan yang baik dalam memilih pertolongan oleh bidan terjadi karena bidan yang sudah terlatih dan bidan yang sudah memiliki skill baik secara teori maupun praktek yang didapatkan selama masa pendidikan.
Pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas mabelopura palu sudah lebih banyak yang bepengetahuan baik dibandingkan dengan yang berpengetahuan kurang. Dalam hal ini responden sudah jauh lebih baik yang berpengetahuan baik, sehingga responden sudah dapat memilih bidan sebagai penolong persalinan. Bagi institusi pendidikan diharapkan agar penelitian ini menjadi sarana bacaan diperpustakaan guna mengembangkan pengetahuan ibu hamil dalam memilih pertolongan oleh bidan.


Daftar pustaka : 21 buku 3 internet (2005-2011).
Kata Kunci : Pengetahuan, Bidan, Persalinan.


DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN i
SAMPUL DALAM ii
PERNYATAAN iii
ABSTRAK iv
PENGESAHAN v
PRAKATA vi
RIWAYAT HIDUP vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan 6
B. Tinjauan Umum Tentang Umur 7
C. Tinjauan Umum Tentang Paritas 8
D. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan 10
E. Tinjauan Umum Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir 11
F. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan 20
G. Kerangka Pemikiran 21

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian 23
C. Populasi dan Sampel 23
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 25
E. Teknik Pengumpulan Data 27
F. Analisis Data 27
G. Penyajian Data 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 29
B. Pembahasan 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 37
B. Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 39


DAFTAR TABEL
Halaman
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan 30
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur 30
3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas 31
4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan 31
5. Distribusi Pengetahuan Ibu Menyusui Berdasarkan Umur 32
6. Distribusi Pengetahuan Ibu Menyusui Berdasarkan Paritas 32
7. Distribusi Pengetahuan Ibu Menyusui Berdasarkan Pendidikan 33













BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebijaksanaan kependudukkan di Indonesia (UU No.10 tahun 1992) diarahkan pada pembangunan penduduk sebagai sumber daya manusia yang merupakan kekuatan pembangunan bangsa yang efektif dalam rangka mewujudkan kehidupan keluarga dan masyarakat yang berkualitas. Tujuan pembangunan kesehatan adalah menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga Negara Indonesia melalui upaya sumber daya manusia yang berkualitas, sebagai upaya strategis mewujudkan keluarga berkualitas adalah usaha pemeliharaan kesehatan ibu dan anak yang salah satu tujuannya adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Depkes RI, 2005).
Menurut WHO (World Health Organization) saat ini setiap tahun terjadi 500.000 kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan 99% diantaranya terjadi di Negara-negara berkembang. Lebih dari separuhnya (300.000) terjadi di Asia, yaitu terjadi di Asia selatan. Resiko kematian maternal dinegara maju adalah 1 diantaranya 4.000-10.000, sedangkan di Negara berkembang 1 diantara 15-50 yang berarti peningkatan 200-250 kali (Prawiroharjo, 2007).
Berdasarkan laporan UNICEF (United Nation’s Emergency Children’s) diantara beberapa negara di Asia pada periode 1990-1998, Indonesia, Bangladesh, dan India merupakan negara-negara dengan AKI paling tinggi yaitu masing-masing sebesar 450, 440, dan 410 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di Indonesia belum berubah yaitu perdarahan (35%-45%), terutama pada perdarahan post partum, kemudian hipertensi pada kehamilan (14,5%-24%), infeksi (10%-10,5%), dan partus lama (50%-65%), masih tinggi dan lambatnya penurunan tingkat AKI dan AKB tampaknya berkaitan dengan faktor-faktor yang bersifat mendasar dan langsung dari ibu dan anak sendiri. Faktor mendasar mencakup status ibu, status keluarga, status masyarakat, yang umumnya masih rendah yang membuat akses pelayanan kesehatan yang tidak memadai (Menkes RI, 2010).
Visi yang ingin di capai kementrian adalah “masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”. visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyrakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik (Kementrian Kesehatan Tahun, 2010) .
AKB merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil dalam memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adalah tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA (Kesehatan Ibu Anak), serta kondisi lingkungan sosial ekonomi. Penyebab kematian yang terbesar disebabkan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) sebesar 39,5% disusul asfiksia sebesar 31,5%, infeksi pneumonia, tetanus, diare, dan kelainan kongenital (Profil KIA Sulteng, 2010).
Angka kematian bayi di Sulawesi Tengah telah terjadi peningkatan dari tahun 2009 sebesar 6.359 orang sedangkan pada tahun 2010 sekitar 6.372 orang terjadi peningkatan sebesar 0,9%. Untuk mencapai target pada tahun 2011 diturunkan menjadi 41 per 1000 kelahiran hidup, naiknya angka kematian bayi dalam beberapa waktu terakhir ini memberikan gambaran bagi kita adanya penurunan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Peningkatan angka kematian bayi disebabkan oleh kurangnya masyarakat memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan (Profil KIA Sulteng, 2010).
Selain itu adanya faktor diluar tenaga kesehatan yang berpengaruh besar. Antara lain adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, sehingga daya beli masyarakat menurun. Untuk menurunkan angka kematian bayi, dinas kesehatan Profinsi Sulawesi Tengah melaksanakan pelayanan kesehatan sampai kedaerah-daerah terpencil, pemukiman baru dan di desa yang di mulai sejak tahun 1990 (Profil KIA Sulteng, 2010).
AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran prilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Angka kematian ibu adalah jumlah kematian hamil + jumlah kematian ibu nifas per 100.000 kelahiran hidup (Profil KIA Sulteng, 2010).
Di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2010 terdapat kematian ibu sebesar 267 orang, hal ini terjadi peningkatan angka kematian dibandingkan pada tahun 2009 yaitu sebesar 236 orang. Penyebab kematian ibu yang tertinggi adalah perdarahan sebesar 48,8%, disusul dengan eklampsi sebesar 17,9% (profil KIA sulteng 2010). Dari data tersebut hal ini disebabkan kematian ibu masih diwarnai oleh hal-hal non teknis yang masuk kategori penyebab mendasar, seperi rendahnya status wanita, ketidak berdayaan dan taraf pendidikan yang rendah. Hal non teknis ini ditangani oleh sektor terkait diluar sektor kesehatan, sedangkan sektor kesehatan lebih memfokuskan invertensi untuk mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung dari kematian ibu (profil KIA sulteng 2010).
Sebagian penyebab kematian ibu secara langsung (menurut survey kesehatan rumah tangga, 2005) perdarahan 30%, eklamsi 25%, Infeksi 12%, Abortus 5%, Emboli Obstetri 3%, Komplikasi masa nifas 16%, Penyebab lain 12%, Sedangkan penyebab tidak langsung lainnya seperti terlambat mengenali tanda bahaya karena tidak mengetahui tanda kehamilan dalam resiko tinggi, terlambat mencapai fasilitas untuk persalinan dan terlambat untuk mendapatkan layanan (Manuaba, 2007).
Tahun 2010 jumlah ibu hamil yang berada di wilayah kerja urusan puskesmas mabelopura yaitu 974. Tahun 2010 jumlah semua data persalinan yaitu 929 orang. Tahun 2009 persalinan di wilayah kerja urusan Puskesmas Mabelopura sebanyak 903 persalinan. Dari angka tersebut 810 (84,2%) persalinan yang di tolong oleh bidan. Pertolongan persalinan oleh bidan selama 3 Tahun terakhir cenderung mengalami penurunan, dimana pada Tahun 2007 terdapat 87,1% persalinan yang di tolong oleh bidan, sedangkan Tahun 2008 sebesar 84,3% dan Tahun 2009 sebesar 84,2%. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan-perubahan rumus sasaran. Bila dibandingkan dengan target Nasional yaitu 80% persalinan oleh bidan dalam wilayah kerja urusan Puskesmas Mabelopura sudah lebih dari target. Akan Tetapi persalinan oleh bidan perlu mendapat perhatian khusus, untuk meningkatkan cakupan ini dapat dilakukan dengan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi). Hal ini sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. (Profil Puskesmas Mabelopura Tahun 2010).
Di lihat dari jumlah AKI yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mabelopura tahun 2010 yaitu 111 orang diharapkan akan terjadi penurunan, dengan turunnya jumlah AKI karena banyaknya persalinan yang di tolong oleh bidan, sehinggah peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Mabelopura Palu.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diambil suatu rumusan masalah, yaitu “Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Memilih Bidan Sebagai Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011 ? “
C. Tujuan penelitian
Menerangkan pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas mabelopura palu.
D. Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas mabelopura palu.
1. Bagi Puskesmas Mabelopura
Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi atau masukan pada puskesmas kota palu khususnya bagi pelayanan kesehatan untuk merencanakan strategi dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kualitas masyarakat.
2. Bagi Pendidikan
Sebagai referensi pembelajaran sekaligus dasar pengembangan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di jurusan kebidanan dan di harapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan sebuah peneliti dan menuangkan dalam sebuah bentuk penelitian ilmiah.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tijauan Umum tentang Pengetahuan
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melaksanakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang paling rendah karena tingkatan ini yang paling rendah hanya mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami di artikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materiatau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk melakukan atau untuk menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber misalnya media massa, elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, poster, kerabat dekat dan sebagainya.
2. Ibu Hamil
a. Pengertian
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan (Heni Puji Wahyuningsih, 2008).
b. Proses Anatomi dan Implantasi Fisiologi Pada Ibu Hamil
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kelahiran, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik anatomi maupun fisiologis pada ibu. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk fisik dan psikologis. Untuk itulah dalam kehamilan terjadi adaptasi ibu dalam bentuk fisik dan psikologis (Sujiatini, 2008).
c. Tanda-Tanda Kehamilan
Secara klinis tanda-tanda bahaya kehamilan dapat dibagi dalam 2 kategori besar yaitu tanda yang tidak pasti/ probable signs dan tanda-tanda kepastian hamil.
1) Tanda yang tidak pasti (probable signs) / tanda mungkin kehamilan
Indikator mungkin hamil adalah karakteristik-karakteristik fisik yang bisa dilihat atau diukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam hal perubahan-perubahan psikologis yang disebabkan oleh kehamilan. Kedua jenis tanda kehamilan diatas mungkin ditemukan pada kondisi yang lain, meskipun tidak dapat dipertimbangkan sebagai indikator-indikator positif suatu kehamilan. Semakin banyak tanda tidak pasti ditemukan semakin besar kemungkinan kehamilan.
2) Tanda Pasti Kehamilan
Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain (Yani Kusmiati, 2008).
3. Memilih Pertolongan Tenaga Kesehatan
a. Pengertian
Tenaga kesehatan yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan dalam bidang kesehatan yang telah lulus program studi dan di sahkan menurut Negara sebagai tenaga kesehatan. Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) dan dukun bayi (terlatih dan tidak terlatih) (Depkes, 2005).
Pertolongan oleh tenaga kesehatan sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena masyarakat tak perlu lagi khawatir atau ragu dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Di lihat dari segi kesterilan alat,obat-obatan juga keterampilan yang dimiliki oleh tenaga nakes untuk melayani masyarakat, mampu memberikan asuhan dan nasehat yang didibutuhkan kepada wanita selama hamil, persalinan, dan nifas, memimpin persalinan serta asuhan bayi baru lahir dan anak.Asuhan ini termasuk tindakan preventif pendeteksian, kondisi abnormal pada ibu dan bayi dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat daruratan pada saat tidak hadirnya tenaga medis lainnya. Dia juga mempunyai tugas penting dalam konsultasi dalam pendidikan kesehatan tidak hanya untuk wanita tersebut tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pelayanan ini termasuk pendidikan antenatal dan persiapan untuk menjadi orang tua dan meluas kedaerah tertentu dari genekologi , KB dan suhan pada anak (Machfoed,I, 2008).

4. Memilih Pertolongan Tenaga Non Nakes
a. Pengertian
Tenaga non nakes atau dukun merupakan individu yang bekerja dan bertindak untuk menolong seseorang yang membutuhkan dalam segi kesehatan,namun tidak memiliki keterampilan yang telah teruji dan sah menurut standar kesehatan yang berlaku. Sehingga apa yang dia lakukan hanya bertujuan menolong tanpa dia ketahui bahwa tindakan – tindakan yang ia berikan dapat membahayakan orang yang ia tolong (Agus.S,2002).
Mereka juga merupakan tenaga terpercaya dalam segala hal yang bersangkutan dengan reproduksi. Ia diminta pertimbangannya pada masa kehamilan, mendampingi wanita yang bersalin, sampai persalinan selesai dan mengurus ibu serta bayinya dalam masa nifas. Ia juga dapat melakukan abortus spontan dan kontrasepsi. Dukun sudah meluangkan waktunya untuk menolong pasien sejak antenatal sampai nifas, pada usia kandungan 7 bulan dukun sudah membantu upacara keselamatan. Menjelang perkiraan hari kelahiran dukun bahkan pindah kerumah pasiennya, tinggal disitu dan membantu mengelolah rumah tangganya seperti memasak, membersihkan rumah dan menjaga anak-anak. Sesudah melahirkan dukun tetap tinggal sampai pusatnya bayi lepas, dukun pula yang mengajarkan cara menyusui, memandikan bayi, sehingga si ibu benar-benar merasakan di ringankan bebannya (prawirahardjo S. 2007).
5. Bidan
a. Pengertian
Seseorang yang telah menyelesaikan program Pendidikan Bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan ( post partum period ), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. (Sarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007 )
b. Pelayanan Kebidanan
Seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan Meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan dan masyarakat. (Estiwidani, Konsep Kebidanan. Yogyakarta, 2008 )
c. Praktek Kebidanan
Penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan / asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. ( Meilani, Konsep Kebidanan. Yogyakarta, 2008 )
d. Asuhan Kebidanan
Penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, persalinan, nifas bayi stelah lahir serta KB. ( Widyasih, Konsep Kebidanan. Yogyakarta, 2008 )
6. Persalinan
a. Pengertian
1) Persalinan adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir (Yani widyastuti, 2008).
2) Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir (Sumarah, 2008).
3) Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Nining Wiyati, 2008).
b. Permulaan terjadi persalinan
Dengan penurunan hormone progesterone menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi alat rahim sehingga menyebabkan:
1) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul terutama pada primigravida pada minggu ke 36.
2) Perut lebih besar karena fundus uteri turun.
3) Timbulnya perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu).
4) Terjadi perlukaan serviks karena kontraksi otot rahim.
5) Terjadi pengeluaran lender, dimana lender penutup serviks dilepaskan.
c. Proses terjadinya persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his (Sumarah, 2008).
Ada dua hormone yang dominan saat hamil yaitu:
1) Hormone estrogen
2) Hormone progesterone
Estrogen dan progesterone terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi Braxton hick akan menjadi kekuatan dominan saat mulanya persalinan. Oleh karena itu makin tua kehamilan frekuensi kontraksi makin sering (Sumarah, 2008).
Berdasarkan uraian tersebut dikemukakan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan:
1) Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam bahasa tertentu, setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai, contoh: pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.
2) Teori penurunan progesterone
Proses penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu, produksi mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih selektif terhadap oksitosin, akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
3) Teori oksitosin interna
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior, perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton hicks, menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan dapat dimulai.
4) Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua, pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
5) Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anancephalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.
d. Tanda-tanda permulaan persalinan
1) Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir (Bloody show)
2) Timbulnya his persalinan (his pembukaan)
Dengan sifat-sifat sebagai berikut: nyeri melingkar dari pinggang memancar keperut sebagian depan, teratur, makin lama makin pendek interval dan makin kuat kontraksinya mempunyai pengaruh pada perdarahan dan pembukaan serviks.
3) Kala I (pembukaan)
Pada permulaan persalinan permulaan kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan tidak mengganggu ibu sehingga ia masih dapat berjalan, interval his menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan lebih lama, lender bercampur darah bertambah banyak, lama kala I yaitu maximum 12 jam, untuk melihat/megetahui observasi didalam blangko pertograf.
4) Kala II (kala pengeluaran)
Gejala-gejala kala II yaitu his menjadi lebih kuat, lamanya kontraksi 50-100 detik, dengan interval setiap 2-3 menit, pasien mulai ingin mengejan, perineum tampak menonjol, vulva membuka, anus membuka, lamanya kala II yaitu maximum 60 menit.
5) Kala III (Kala uri)
Lamanya kala uri maksimum 30 menit, dalam kala III yang penting kontraksi uterus harus baik, tanda pelepasan plasenta ialah uterus menjadi bundar, terjadi perdarahan, tali pusat bertambah panjang, fundus ureri meninggi, setinggi pusat atau 1-2 jari diatas pusat.
6) Kala IV (Kala observasi)
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pikir penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang akan diamati atau di ukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan dari teori tentang pengetahuan ibu hamil dalam memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Yang dimaksud dengan pengetahuan ibu hamil yaitu sesuatu yang dapat dipahami dan dimengerti oleh ibu yang meliputi tentang pengertian tenaga kesehatan dan manfaat dalam memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Di samping itu juga memilih pertolongan oleh nakes adalah pengakuan ibu hamil untuk dilakukan pertolongan persalinan oleh nakes, karena seorang tenaga kesehatan mampu memberikan asuhan dan nasehat yang dibutuhkan kepada ibu hamil khususnya pada saat persalinan. Adapun kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:




2.1 Gambar skema kerangka pemikiran





BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Mabelopura kota palu propinsi Sulawesi tengah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja kelurahan tatura Puskesmas Mabelopura kota palu propinsi sulawesi tengah pada tanggal 02 Mei sampai 09 Juli tahun 2011.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam hal ini adalah semua ibu yang sementara hamil di wilayah kelurahan tatura dalam bulan Januari sampai Juli 2011 yaitu 487 orang.
2. Sampel
Dalam proses penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara consedutive sampling yaitu pengambilan data dikumpulkan langsung dari unit sampliing yang ditemui sampai tercapai besar sampel yang dikehendaki. Sampel penelitian ini adalah sebagian ibu yang sementara hamil di wilayah kerja Puskesmas Mabelopura. Besar sampel di hitung dengan rumus slovin:

Dimana:
n= Sampel
N= Populasi
d= Derajat kesalahan (0,15)
Diketahui:
N= 487
d= 0,15





orang.
Sehingga besar sampel adalah 39 orang.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil variabel independent dan variabel dependent yaitu:
a. Variabel independent (variabel bebas): pengetahuan ibu hamil.
b. Variabel dependent (variabel terikat): Memilih pertolongan oleh bidan.



2. Defenisi operasional
Defenisi operasional adalah batasan atau pengertian secara operasional tentang variabel-variabel yang diamati atau yang terdapat dalam kerangka konsep yang dikembangkan peneliti (Hermawanto, 2010).
a. Pengetahuan ibu hamil
Pengetahuan ibu hamil yaitu sesuatu yang dapat dipahami oleh ibu yang meliputi tentang pengertian tenaga kesehatan dan manfaat dalam memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Skala ukur : ordinal
Hasil ukur : Baik bila jumlah skor>10
kurang bila jumlah skor<10
b. Memilih pertolongan oleh bidan
Memilih pertolongan oleh bidan adalah pengakuan ibu hamil untuk dilakukan pertolongan persalinan oleh bidan, karena seorang bidan mampu memberikan asuhan dan nasehat yang dibutuhkan kepada ibu hamil khususnya pada saat persalinan.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data
1. Jenis data
Untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian, maka ada tiga sumber dalam pengumpulan data:

a) Data primer
. Data primer adalah data yang diperoleh melalui kuesioner secara langsung pada responden.
Sesuai dengan variabel dependent maka jumlah pertanyaan pada kuesioner berjumlah 15 pertanyaan, dengan pertanyaan positif terdapat pada nomor 1, 2, 3, 7, 9, 10, 13, 14 dan 15 serta pertanyaan negatif terdapat pada nomor 4, 5, 6, 8, 11 dan 12. Cara scoring dilakukan dengan cara pertanyaan positif nilai 1 (satu) bila jawaban “Ya” dan nilai 0 (nol) bila jawaban “Tidak” serta pada pertanyaan negatif nilai 1 (satu) bila jawaban “Tidak” dan nilai 0 bila jawaban “Ya”.
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari lembaga atau instansi lain yang masih dalam bentuk data mentah yaitu laporan persalinan di puskesmas mabalopura kota palu propinsi sulawesi tengah.
c) Data Tersier
Data tersier adalah data yang diambil dari sajian data yang telah diolah dan dipublikasikan yaitu Profil Dinas Kesehatan Kota Palu, dan Profil Dinas Kesehatan Sulteng.
2. Teknik pengolahan data
Setelah data terkumpul melalui kuesioner, maka dilakukan tahap pengolahan data yang melalui tahap berikut:


a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing data dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Setelah pengumpulan data hasil kuesioner kemudian dilakukan pengecekan, apakah semua data sudah lengkap dan benar.
b. Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengetahuan dan analisis data menggunakan komputer. Data-data yang sudah tersusun, diklasifikasikan sesuai dengan kelompoknya yang telah ditetapkan. Kemudian data dianalisis dengan bantuan komputerisasi.
c. Cleaning
Memeriksa data dengan membuat variabel yang digunakan apakah datanya sudah benar atau belum.
d. Tabulating
Penyusunan dan perhitungan data berdasarkan variabel yang diteliti.
e. Deskribing
Menggambarkan atau menerangkan data yang sudah dikumpulkan.


F. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara manual, dengan menggunakan rumus:

Keterangan:
n = Banyaknya responden.

Distribusi Frekuensi dengan rumus:

Keterangan:
P= Presentase
F= Frekuensi jawaban responden
N= Jumlah responden
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 mei sampai 09 juli 2011 Di Puskesmas Mabelopura Palu. Adapun jumlah sampel yaitu 39 responden. Sampel diperoleh dengan tekhnik Nonprobability Sampling jenis consedutive sampling. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat sebagaimana disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Memilih Pertolongan Oleh Bidan Di Puskesmas Mabelopura Palu
No Kategori Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 20 51,3%
2 Kurang 19 48,7%

Jumlah 39 100%
Sumber : Data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil dalam memilih pertolongan oleh bidan didapatkan responden yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 20 orang (51,3%) dan responden yang berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 19 orang (48,7%). Dalam hal ini jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik sudah lebih banyak dibandingkan reponden yang memiliki pengetahuan kurang.


B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa pangetahuan ibu hamil yang memiliki pengetahuan “Baik” tentang pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan sebanyak 51,3% dan yang memiliki pengetahuan “Kurang” tentang pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan sebanyak 48,7%.
Menurut asumsi peneliti, presentasi responden yang memiliki pengetahuan “Baik” dikarenakan responden tersebut pernah mendengar informasi tentang memilih bidan sebagai penolong persalinan baik dari petugas kesehatan, melalui buku, media cetak maupun media elektronik serta aktif dalam menghadiri kegiatan kesehatan dipuskesmas mudah untuk responden memilih bidan sebagai penolong persalinan, disamping itu juga adanya pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan dari responden dalam hal membuat responden memiliki kesan yang baik dari pengalaman yang dimiliki responden sebelumnya tentang memilih bidan sebagai penolong persalinan akan menjadi dampak yang baik sehingga responden memiliki kesadaran dalam hal lebih memilih persalinannya ditolong oleh bidan, oleh karena itu.
Menurut Notoatmodjo (2010), dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari dengan pengetahuan seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru, maka sebelumnya orang tersebut terlebih dahulu tahu tentang apa yang dipelajari dan diketahui, sehingga dengan stimulus tersebut maka timbullah rasa keingintahuan untuk lebih memahami dan mulai mengevaluasi diri untuk menilai baik atau tidaknya bagi dirinya kemudian mencoba perilaku baru tersebut.
Menurut kuesioner yang telah dijawab oleh responden bahwa baiknya pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan terlihat dari seluruh responden lebih banyak memilih pernyataan yang dikuesioner tersebut menyatakan bahwa responden lebih merasa aman jika pemeriksaan kehamilannya dilakukan oleh tenaga kesehatan, sehingga pada saat ibu bersalin nanti responden sudah dapat memilih bidan sebagai penolong persalinan. Dalam hal tersebut juga apabila responden sudah memilih bidan sebagai penolong persalinannya nanti dengan begitu keselamatan responden juga lebih terjamin dan responden juga akan merasa lebih nyaman jika persalinannya ditolong oleh bidan meskipun disampingnya juga ada yang bukan tenaga kesehatan yang membantu.
Menurut peneliti lain ( Endriyanti ) yang telah dilihat dari wilayah kerja puskesmas kawatuna palu bahwa baiknya pengetahuan ibu hamil dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan karena sudah dapat terjadinya upaya kerja keras dari tenaga kesehatan yang mampu memberikan penyuluhan yang sebaik mungkin dan secara maksimal, sehingga ibu dapat mengetahui akan pentingnya dalam hal memilih bidan sebagai penolong persalinan. Dalam hal tersebut responden sudah pernah sebelumnya mendapatkan pengalaman yang membuat responden merasa nyaman dan aman tentang persalinannya yang ditolong oleh tenaga bidan, sehingga dari penglaman tersebut responden mengetahui bahwa memilih bidan sebagai penolong persalinan lebih baik dibandingkan dengan memilh yang bukan tenaga kesehatan.
Menurut Asumsi Peneliti prersentasi responden yang memiliki pengetahuan yang “Kurang” terjadi karena masih adanya sebagian bidan yang belum memiliki kemampuan pengetahuan dalam hal memberikan motivasi pada responden agar persalinannya nanti ditolong oleh bidan secara aman dan nyaman. Disamping itu yang menjadi penyebab pengetahuan responden kurang juga dikarenakan responden belum mendengar informasi mengenai dalam memilh bidan sebagai penolong persalinan sehingga responden susah untuk beradaptasi untuk memilih bidan sebagai penolong persalinan tersebut. Dalam hal tersebut responden tidak termotivasi untuk responden mencari solusi yang paling tepat dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan, sehingga juga responden tidak memiliki kesadaran akan pentingnya suatu persalinan tersebut apabila ditolong oleh tenaga kesehan khususnya bidan.
Menurut teori hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Notoatmodjo, 2010 yang menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Oleh karena itu kurangnya pengetahuan responden dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan juga dapat memberikan pengaruh yang begitu penting bagi responden sehingga nantinya responden tidak mau memilih bidan sebagai penolong persalinan. Hal tersebut yang didapatkan dari sebagian responden tidak ingin mencari pengetahuan melalui panca indra yang ada dalam diri responden.
Menurut kuesioner yang paling banyak menjawab salah terdapat pada pernyataan dikuesioner yang menyatakan responden tidak mengetahui tentang bahaya apabila persalinan di tolong oleh yang bukan tenaga keshatan khususnya selain bidan bahkan resiko yang terjadi pada saat persalinan. Hal inilah yang menyebabkan responden yang tidak memilh bidan sebagai penolong persalinan, dan disamping itu juga biasanya terjadi sejak anak pertama responden bersalin sudah memilih ditolong oleh yang bukan tenaga kesehatan, sehingga dengan kebiasaan yang telah dilakukan dari awal responden tidak mendapatkan pengetahuan melalui informasi dari bidan tentang dampak dari bahaya dan resiko apabila memilih persalinan ditolong oleh yang bukan bidan tanpa juga adanya bidan yang mendamipingi didalam persalinannya.
Menurut peneliti lain ( Endriyanti ) yang telah dilihat dari wilayah kerja puskesmas kawatuna palu bahwa kurangnya pengetahuan responden dalam memilih tenaga bidan sebagai penolong persalinan sama halnya responden belum begitu mengetahui tentang bahaya dan resiko apabila persalinan tersebut ditolong oleh selain bidan. Sehingga dengan begitu apabila responden ingin memilih pertolongan persalinan nantinya responden juga pastinya masih ada sebagian yang tidak memilih bidan sebagai penolong persalinan. Dan disamping itu juga responden juga nantinya akan mendapat dampak pada saat persalinan dari resiko dan bahaya apabila perasalinan tidak ditolong oeh bidan. Hal tersebut dikarenakan juga kurangnya responden memiliki pengetahuan tentang baiknya apabila responden memilih bidan sebagai penolong persalinan sehingga juga motivasi yang mendorong seorang responden untuk mencari dan mengetahui solusi yang tepat dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan yang biasanya juga terjadi berbagai dampak masalah yang didapatkan reponden dari resiko tersebut.








BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Memilih Bidan Sebagai Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Palu dengan sampel sebanyak 39 responden, diperoleh responden yang memiliki pengetahuan “Baik” tentang memilih pertolongan oleh bidan sebanyak (51,3%) dan (48,7%) responden yang memiliki pengetahuan “Kurang”.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Mabelopura Palu diharapkan dapat lebih proaktif dalam memberikan informasi melalui penyuluhan tentang pentingnya persalinan yang ditolong oleh bidan, sehingga persalinan yang ditolong oleh bidan nantinya akan berlangsung secara normal kalaupun didapatkan dengan persalinan yang mempunyai resiko tinggi akan mendapatkan pertolongan segera.
2. Bagi pendidikan diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi sarana bacaan di perpustakaan guna mengembangkan pengetahuan ibu hamil dalam memilih pertolongan oleh bidan.
3. Bagi peneliti agar lebih mengembangkan diri dengan keterampilan maupun pengetahuan yang memadai sehingga akan terwujud kualitas penelitian yang lebih baik demi kemajuan dunia kebidanan.




DAFTAR KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN
FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM PEMILIHANPENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KELURAHAN KAWATUNA KOTA PALU PROPINSI SULAWESI TENGAH

A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan teliti dan pahamilah pertanyaan di bawah ini sebelum memilih.
2. Beri tanda check (√) pada salah satu kolom yang tersedia. Adapun alternative pilihan jawaban “Ya” Bila jawaban sesuai dengan pendapat dan “Tidak” Bila jawaban tidak sesuai dengan pendapat.
B. Identitas responden
Nama :
Umur :
Suku :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Alamat
C. Pertanyaan pengetahuan

No
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah keselamatan ibu akan terjamin bila persalinan ibu ditolong oleh dukun?
2 Apakah ibu tau bahaya persalinan bila di tolong oleh dukun?
3 Apakah ibu bersalin yang di tolong oleh dukun dapat terjamin kebersihan alat-alatnya?
4 Apakah ibu selalu memanggil dukun terlebih dahulu, baru bidan, untuk menolong persalinan?
5 Apakah dukun dapat menangani jika terjadi perdarahan dalam persalinan?
6 Apakah ibu bersalin lebih nayaman jika persalinan di tolong oleh dukun meskipun ada bidan?
7 Apakah dukun memberikan kesempatan untuk ibu yang bersalin untuk ditemani suami atau kerabat dekatnya?
8 Apakah bahaya melahirkan di dukun dapat menyebabkan infeksi?
9 Apakah bidan membantu dan berperan lebih besar di dalam pertolongan persalinan dibandingkan dengan tenaga dukun?
10 Apakah ibu tau resiko-resiko yang akan terjadi pada saat persalinan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar